Jatim berpotensi tinggi hasilkan panas bumi
Jatim berpotensi tinggi hasilkan panas bumi
A
A
A
Sindonews.com - Potensi energi panas bumi di Jawa Timur dimiliki setiap Karesidenan. Sejumlah titik berpotensi itu menghasilkan panas bumi mencapai 10 Mega Watt (MW) hingga 100 MW. Sedangkan potensi Panas Bumi di Indonesia merupakan 30 persen dari dunia.
"Hampir setiap karesidenan di Jawa Timur ini memiliki potensi panas bumi atau Geothermal ini dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Bahkan sebagai energi baru terbarukan," kata Praktisi Kelistrikan Budiharto Tasmo, Rabu (23/5/2012).
Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Kelistrikkan Indonesia (AKKLINDO) Jawa Timur ini menyebut, sejumlah karesidenan yang berpotensi memiliki panas bumi adalah Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Tulung Agung, Pacitan, Malang, Situbondo, Bondowoso dan Madura.
"Saat ini yang sudah digarap adalah Gunung Ijen, Banyuwangi dan di Telaga Ngebel, Madiun. Namun masih banyak daerah lain yang belum tergarap," katanya.
Sementara persolan untuk memaksimalkan energi ini sangat kompleks. Salah satunya adalah kebanyakan energi panas bumi ini berada di kawasan hutan lindung. Seperti diketahui perlakuan hutan lindung tidak bisa diutak-utik. Sehingga memerlukan campur tangan pemerintah. Sementara disisi lain, kita memerlukan energi yang baru terbarukan agar tidak bergantung pada energi fosil.
Ketika panas bumi ini sudah menjadi sumber listrik, maka biaya untuk listrik sangat murah. "Kami sebagai praktisi kelistrikan meminta agar pemerintah mengutamakan untuk energi baru terbarukan," tukas Budiharto saat acara Musda Akklindo di Hotel Inna Simpang, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya. (ank)
"Hampir setiap karesidenan di Jawa Timur ini memiliki potensi panas bumi atau Geothermal ini dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Bahkan sebagai energi baru terbarukan," kata Praktisi Kelistrikan Budiharto Tasmo, Rabu (23/5/2012).
Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Kelistrikkan Indonesia (AKKLINDO) Jawa Timur ini menyebut, sejumlah karesidenan yang berpotensi memiliki panas bumi adalah Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Tulung Agung, Pacitan, Malang, Situbondo, Bondowoso dan Madura.
"Saat ini yang sudah digarap adalah Gunung Ijen, Banyuwangi dan di Telaga Ngebel, Madiun. Namun masih banyak daerah lain yang belum tergarap," katanya.
Sementara persolan untuk memaksimalkan energi ini sangat kompleks. Salah satunya adalah kebanyakan energi panas bumi ini berada di kawasan hutan lindung. Seperti diketahui perlakuan hutan lindung tidak bisa diutak-utik. Sehingga memerlukan campur tangan pemerintah. Sementara disisi lain, kita memerlukan energi yang baru terbarukan agar tidak bergantung pada energi fosil.
Ketika panas bumi ini sudah menjadi sumber listrik, maka biaya untuk listrik sangat murah. "Kami sebagai praktisi kelistrikan meminta agar pemerintah mengutamakan untuk energi baru terbarukan," tukas Budiharto saat acara Musda Akklindo di Hotel Inna Simpang, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya. (ank)
()
Explore More