Tak ada BBM nonsubsidi masuk Mentawai
A
A
A
Sindonews.com - Jika selama ini pengecer menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) di Mentawai mencapai Rp15 ribu per liter dengan alasan BBM yang mereka jual tersebut merupakan BBM nonsubsidi terutama bensin.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan (Disperindakoptamb) Mentawai, Elisa Siriparang menegaskan bahwa tidak ada BBM yang masuk ke Mentawai yang non subsidi, semuanya disubsidi dari pemerintah melalui Agen Permium Minyak Solar (APMS).
“Tidak ada minyak yang masuk ke Mentawai itu yang non subsidi, semuanya subsidi, kalau ada juga berarti ilegal, minyak yang dijual pengecer tersebut itu berasal dari pangkalan,” tegasnya pada Okezone saat dihubungi, Rabu (23/5/2012).
Kalau mereka beli di pangkalan seharga Rp6.000 perliter, maka untuk level pengecer hanya diperbolehkan menjual Rp6.500 peliter bukan Rp10 ribu per liter. “Ini sudah keterlaluan,” katanya.
Selain itu, tim pengawas yang sudah diberikan SK-nya oleh bupati seharusnya bekerja, tim pengawas tersebut terdiri dari camat, polisi dan TNI setiap kecamatan. “Tim ini belum bekerja maksimal untuk menjaga harga di level masyarakat, kita meminta ini harus dilakukan pemantauan, kalau ada yang nakal ya ditindak,” ungkapnya.
Dari data Disperindakoptam, tiap bulan APMS menyalurkan BBM untuk premium sebanyak 274 kiloliter perbulan, sementara minyak solar sebanyak 134 kiloliter perbulan. Itu disalurkan ke 10 kecamatan yang ada di Mentawai. “Kondisi saat ini tidak lagi mencukupi kebutuhan masyarakat dan pemerintah, kita sudah memberikan usulan penambahan BBM tersebut ke Kepala BPH Minyak dan Gas Bumi, namun belum ada respons,” ujarnya.
Usulan yang diberikan pada bulan Februari 2012, dari hasil pendataan yang dilakukan untuk kebutuhan minyak premium di Mentawai perbulannya sebanyak 1.236.249 kiloliter perbulan, dan solar sebanyak 305.438 kiloliter. “Kalau itu dipenuhi maka kelangkaan BBM di Mentawai tidak terjadi dan pengecer tidak lagi memainkan harganya,” tutupnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan (Disperindakoptamb) Mentawai, Elisa Siriparang menegaskan bahwa tidak ada BBM yang masuk ke Mentawai yang non subsidi, semuanya disubsidi dari pemerintah melalui Agen Permium Minyak Solar (APMS).
“Tidak ada minyak yang masuk ke Mentawai itu yang non subsidi, semuanya subsidi, kalau ada juga berarti ilegal, minyak yang dijual pengecer tersebut itu berasal dari pangkalan,” tegasnya pada Okezone saat dihubungi, Rabu (23/5/2012).
Kalau mereka beli di pangkalan seharga Rp6.000 perliter, maka untuk level pengecer hanya diperbolehkan menjual Rp6.500 peliter bukan Rp10 ribu per liter. “Ini sudah keterlaluan,” katanya.
Selain itu, tim pengawas yang sudah diberikan SK-nya oleh bupati seharusnya bekerja, tim pengawas tersebut terdiri dari camat, polisi dan TNI setiap kecamatan. “Tim ini belum bekerja maksimal untuk menjaga harga di level masyarakat, kita meminta ini harus dilakukan pemantauan, kalau ada yang nakal ya ditindak,” ungkapnya.
Dari data Disperindakoptam, tiap bulan APMS menyalurkan BBM untuk premium sebanyak 274 kiloliter perbulan, sementara minyak solar sebanyak 134 kiloliter perbulan. Itu disalurkan ke 10 kecamatan yang ada di Mentawai. “Kondisi saat ini tidak lagi mencukupi kebutuhan masyarakat dan pemerintah, kita sudah memberikan usulan penambahan BBM tersebut ke Kepala BPH Minyak dan Gas Bumi, namun belum ada respons,” ujarnya.
Usulan yang diberikan pada bulan Februari 2012, dari hasil pendataan yang dilakukan untuk kebutuhan minyak premium di Mentawai perbulannya sebanyak 1.236.249 kiloliter perbulan, dan solar sebanyak 305.438 kiloliter. “Kalau itu dipenuhi maka kelangkaan BBM di Mentawai tidak terjadi dan pengecer tidak lagi memainkan harganya,” tutupnya.
()