Kuota LPG 3 kg terlampaui 4,9%

Jum'at, 25 Mei 2012 - 09:50 WIB
Kuota LPG 3 kg terlampaui 4,9%
Kuota LPG 3 kg terlampaui 4,9%
A A A
Sindonews.com – Tak hanya kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terlampaui, PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa kuota LPG (liquid petroleum gas/LPG) ukuran 3 kg pun jebol mencapai 1,23 juta metrik ton atau 4,9 persen di atas kuota yang ditetapkan untuk kuartal pertama tahun ini.

Jika dibiarkan, penyaluran LPG bersubsidi sepanjang tahun diperkirakan bisa mencapai 3,75 juta metrik ton atau 3,9 persen di atas kuota yang ditetapkan sebesar 3,61 juta metrik ton. “Semula kita memproyeksikan penyaluran LPG 3 kg pada kuartal I sebesar 1,17 juta metrik ton, namun kenyataannya jauh melampaui itu,” kata Marketing & Trading Pertamina Hanung Budya di Jakarta kemarin.

Menurut dia, realisasi penyaluran pada kuartal I/2012 itu juga menjadi indikasi awal adanya kemungkinan terjadinya penyalahgunaan LPG 3 kg. Terkait dengan itu, Pertamina saat ini tengah menata ulang jalur distribusi LPG. Hal itu untuk memastikan LPG subsidi tidak disalahgunakan. Pertamina menata ulang lembaga penyalur gas LPG di wilayah kerja LPG & Gas Products Region III yang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

General Manager Fuel Retail Marketing Region III selaku Koordinator Pemasaran Jawa Bagian Barat Hasto Wibowo mengatakan, penataan dilakukan dengan mendata ulang pangkalan dalam menyalurkan LPG ukuran 3 kg. “Kebijakan ini untuk melindungi konsumen dari tindakan penyelewengan LPG 3 kg yang merupakan bahan bakar bersubsidi,” kata dia baru-baru ini.

Selain menata dan mendata ulang lembaga pendistribusi gas LPG 3 kg, pihaknya juga akan membuat kartu kendali untuk pemakai gas LPG 3 kg. Dengan menata kembali distribusi LPG 3 kg melalui kartu kendali bagi pengguna,ada kepastian bagi masyarakat yang berhak untuk mendapatkan alokasi LPG 3 kg. Pertamina pun telah menambah pasokan LPG hingga 2.000 metrik ton per hari atau 25 persen dari total kebutuhan nasional untuk mengatasi hilangnya LPG di sejumlah daerah.

Upaya tersebut dilakukan agar subsidi energi yang dialokasikan pemerintah tidak jebol. Bagi Pertamina, bisnis LPG sebetulnya merupakan bisnis yang merugikan. Pada 2011 Pertamina tercatat merugi hingga Rp4,5 triliun dari bisnis LPG.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4199 seconds (0.1#10.140)