Nihil pemasukan, industri konten kehabisan napas
A
A
A
Sindonews.com – Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin itu gambaran yang menggambarkan kondisi industri konten seluler pasca berlakunya melalui Surat Edaran Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nomor 177/2011 terkait penghentikan layanan.
Industri ini terancam kehabisan napas untuk bisa bertahan hidup karena tidak adanya pemasukan akibat berhentinya kegiatan operasional mereka.
Bahkan sejak BRTI mengeluarkan surat edaran tersebut praktis pembayaran oleh operator telekomunikasi mulai Juli 2011 terhenti. Akibatnya penyedia konten yang hanya tergantung dari jasa broadcast dan SMS premium banyak yang telah memberhentikan karyawannya.
Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Mobile Multimedia Association (IMMA) T Amershah mengungkapkan CP yang gulung tikar cukup banyak, dan yang masih hidup pun terpaksa harus mengurangi karyawannya agar tetap bisa bernapas.
“Seingat saya yang melakukan full payment baru Indosat dan Axis, sedang yang lainnya harus saya cek terlebih dahulu, bahkan ada operator berlogo hijau yang belum melakukan pembayaran kepada anggota IMMA dalam hitungan tahunan," tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Jumat (25/5/2012).
Head of VAS dari Axis, Adolfo Ahmad MS, mengatakan Axis berusaha selalu koorporatif dan menghargai CP selaku mitra dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajibannya.
Sangat diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk sesegera mungkin dapat menyelesaikan masalah ini agar industri kreatif ini dapat kembali berjalan.
BRTI dengan formasi yang baru harus mempunyai target penyelesaian kasus ini, karena mereka adalah institusi yang sangat berkaitan erat dan mempunyai tanggung jawab atas kasus ini yang belum juga menemukan titik terang sampai saat ini.
Industri ini terancam kehabisan napas untuk bisa bertahan hidup karena tidak adanya pemasukan akibat berhentinya kegiatan operasional mereka.
Bahkan sejak BRTI mengeluarkan surat edaran tersebut praktis pembayaran oleh operator telekomunikasi mulai Juli 2011 terhenti. Akibatnya penyedia konten yang hanya tergantung dari jasa broadcast dan SMS premium banyak yang telah memberhentikan karyawannya.
Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Mobile Multimedia Association (IMMA) T Amershah mengungkapkan CP yang gulung tikar cukup banyak, dan yang masih hidup pun terpaksa harus mengurangi karyawannya agar tetap bisa bernapas.
“Seingat saya yang melakukan full payment baru Indosat dan Axis, sedang yang lainnya harus saya cek terlebih dahulu, bahkan ada operator berlogo hijau yang belum melakukan pembayaran kepada anggota IMMA dalam hitungan tahunan," tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Jumat (25/5/2012).
Head of VAS dari Axis, Adolfo Ahmad MS, mengatakan Axis berusaha selalu koorporatif dan menghargai CP selaku mitra dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajibannya.
Sangat diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk sesegera mungkin dapat menyelesaikan masalah ini agar industri kreatif ini dapat kembali berjalan.
BRTI dengan formasi yang baru harus mempunyai target penyelesaian kasus ini, karena mereka adalah institusi yang sangat berkaitan erat dan mempunyai tanggung jawab atas kasus ini yang belum juga menemukan titik terang sampai saat ini.
()