Revitalisasi 12 pabrik gula kelar tahun ini
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 22 pabrik gula (PG) mendapat predikat tidak sehat karena tidak produktif. Namun, pemerintah tidak akan menutup PG-PG tersebut dan justru akan dibangun pabrik baru sebanyak jumlah PG yang ada saat ini.
“Benar ada yang tidak sehat. Dari 52 PG, yang 22 tidak sehat. Itu kita sehatkan dulu sambil kita nanti membangun pabrik yang baru. Paling tidak tahun ini 12 dulu harus sehat,” ungkap Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung di PG Kanigoro, Madiun, kemarin.
Dikatakannya, sebagian besar pabrikyang tidak sehat tersebut berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hanya beberapa saja yang berada di Jawa Timur, salah satunya PG Kanigoro. PG-PG tersebut, Dahlan menerangkan, disebut tidak sehat karena memiliki manajemen yang menurutnya cukup berantakan.
Ia menyatakan, selama ini banyak pengelola PG yang kurang memperhatikan kondisi pabrik. Akibatnya, produktivitas PG terus menurun. Ia memaklumi pabrik yang rata-rata berdiri sejak zaman Belanda memang jadi kendala tersendiri. Namun menurutnya, manajemen yang baik adalah kunci dari produktivitas pabrik.
“Mereka (manajemen PG tidak sehat) kurang memperhatikan pabrik. Sejak sekarang, siang atau malam mereka harus memperhatikan. Yang kotor harus dibersihkan, yang melenceng harus diluruskan,” ungkapnya.
Dahlam menambahkan, sisi manajerial lain yang harus diperbaiki adalah komunikasi antara PG dan petani tebu. Ia ingin ada hubungan baik dan saling percaya antara PG dan petani tebu.“ Kita sekarang ini ingin merebut kepercayaan petani tebu supaya hubungan petani dan pabrik hubungan saling memerlukan lagi,” katanya.
Dahlan menyatakan, selain revitalisasi fisik pabrik dengan mengganti mesin-mesin, bangunan dan manajerial, pemerintah juga akan membangun pabrik gula baru. Rencananya, pemerintah akan membangun pabrik baru sehingga jumlah pabrik gula yang ada akan menjadi dua kali lipat dari yang ada saat ini.
“Mungkin sekitar 52 PG lagi, salah satunya di Glenmore (Banyuwangi). Biayanya satu pabrik Rp1 triliun. Nanti dibangunnya bertahap dong,” ujar Dahlan.
Administrator PG Kanigoro Kristanto menyatakan, PG Kanigoro memang dinilai tidak sehat. Namun dengan berbagai upaya, ia yakin tahun ini juga akan keluar dari penilaian tidak sehat dari pemerintah pusat. “Beberapa peralatan sudah diperbarui.Tidak semuanya baru, tapi beberapa onderdil sudah kita ganti secara berkala,” terangnya. (ank)
“Benar ada yang tidak sehat. Dari 52 PG, yang 22 tidak sehat. Itu kita sehatkan dulu sambil kita nanti membangun pabrik yang baru. Paling tidak tahun ini 12 dulu harus sehat,” ungkap Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung di PG Kanigoro, Madiun, kemarin.
Dikatakannya, sebagian besar pabrikyang tidak sehat tersebut berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hanya beberapa saja yang berada di Jawa Timur, salah satunya PG Kanigoro. PG-PG tersebut, Dahlan menerangkan, disebut tidak sehat karena memiliki manajemen yang menurutnya cukup berantakan.
Ia menyatakan, selama ini banyak pengelola PG yang kurang memperhatikan kondisi pabrik. Akibatnya, produktivitas PG terus menurun. Ia memaklumi pabrik yang rata-rata berdiri sejak zaman Belanda memang jadi kendala tersendiri. Namun menurutnya, manajemen yang baik adalah kunci dari produktivitas pabrik.
“Mereka (manajemen PG tidak sehat) kurang memperhatikan pabrik. Sejak sekarang, siang atau malam mereka harus memperhatikan. Yang kotor harus dibersihkan, yang melenceng harus diluruskan,” ungkapnya.
Dahlam menambahkan, sisi manajerial lain yang harus diperbaiki adalah komunikasi antara PG dan petani tebu. Ia ingin ada hubungan baik dan saling percaya antara PG dan petani tebu.“ Kita sekarang ini ingin merebut kepercayaan petani tebu supaya hubungan petani dan pabrik hubungan saling memerlukan lagi,” katanya.
Dahlan menyatakan, selain revitalisasi fisik pabrik dengan mengganti mesin-mesin, bangunan dan manajerial, pemerintah juga akan membangun pabrik gula baru. Rencananya, pemerintah akan membangun pabrik baru sehingga jumlah pabrik gula yang ada akan menjadi dua kali lipat dari yang ada saat ini.
“Mungkin sekitar 52 PG lagi, salah satunya di Glenmore (Banyuwangi). Biayanya satu pabrik Rp1 triliun. Nanti dibangunnya bertahap dong,” ujar Dahlan.
Administrator PG Kanigoro Kristanto menyatakan, PG Kanigoro memang dinilai tidak sehat. Namun dengan berbagai upaya, ia yakin tahun ini juga akan keluar dari penilaian tidak sehat dari pemerintah pusat. “Beberapa peralatan sudah diperbarui.Tidak semuanya baru, tapi beberapa onderdil sudah kita ganti secara berkala,” terangnya. (ank)
()