Sumsel terancam krisis gula

Senin, 28 Mei 2012 - 09:47 WIB
Sumsel terancam krisis gula
Sumsel terancam krisis gula
A A A


Sindonews.com - PTPN VII Cinta Manis mengalami kerugian sebesar Rp15,52 miliar akibat aksi yang dilakukan warga Sribandung dengan menguasai lahan dan memblokade jalan ke perusahaan gula tersebut.

Kepala Tanaman Unit Usaha PTPN Cinta Manis Syufri Gunawan mengatakan, dengan dibakarnya areal tebu seluas 310,8 hektare dan tidak dapat ditebang tanaman karena akses jalan diblokade warga, kerugian ditaksir mencapai Rp6,05 miliar. Kemudian untuk tebu yang tidak dapat diangkut ke pabrik sebanyak 2.465 ton sehingga rugi Rp1,37 miliar.

“Belum lagi produksi gula tidak tercapai akibat kapasitas giling tidak optimal karena pasokan tebu terganggu 825,7 ton dengan nilai Rp7,43 miliar dan pemakaian residu akibat giling tidak kontinyu sebanyak 74,3 ton dengan nilai kerugian sebesar Rp0,66 miliar atau Rp660 juta, hingga total kerugian mencapai Rp15,52 miliar,” ungkap Syufri. Syukri mengungkapkan, jika kejadian ini terus berlanjut bukan tidak mungkin pasokan gula di Sumsel untuk dua bulan kedepan, bakal mengalami krisis lantaran kekurangan stok.

Pasalnya, pasca terjadinya pengusaan lahan paksa oleh masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Petani Sribandung, pabrik gula PTPN VII Cinta Manis berhenti total, akibat tidak adanya pasokan tebu.

Pasca terjadinya penguasaan lahan tersebut, sambung Syufri, pihaknya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar dan berdialog. Namun, kalau sampai pertemuan dan menunjukkan semua bukti-bukti pada tanggal 31 Mei nanti sampai gagal, mungkin pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi krisis gula tersebut.

“Mungkin nanti kebijakan nasional yang menentukan, karena kami tidak punya wewenang. Walaupun ada pabrik gula di Bengkulu dan Lampung,” sambungnya,

Dia mengatakan, kalaupun nanti pabrik gula Cinta Manis sampai tutup, masyarakat yang rata-rata bekerja disana nasibnya akan bagaimana. Syufri memaparkan, kebutuhan gula untuk Sumsel rata-rata pertahunnya mencapai 130.000 ton.

Sedangkan pasokan gula dari pabrik gula Cinta Manis sendiri mampu memenuhi sekitar 40-50% kebutuhan gula di Sumsel. “Dengan terganggunya produksi gula selama satu minggu terakhir, mengakibatkan pasokan gula di Sumsel. hal itu juga berdampak pada kenaikan harga gula sebesar 3,1% dan meningkatkan inflasi 0.04%, jadi bisa berdampak pada kenaikan harga seluruh bahan pokok,” paparnya.

Sementara Ketua Serikat Pekerja Perkebunan PTPN VII Hawalani Yusuf menuturkan, bahwa pihaknya juga merupakan rakyat Indonesia dan hanya bertugas di perusahaan negara. “Tapi kami juga dapat target kerja untuk memenuhi target swasembada nasional. Karena, sejak penguasaan lahan dan diikuti dengan penutupan akses jalan produksi, pabrik berhenti total,” tuturnya.

Mungkin ada pihak yang mendalangi itu. Pihaknya juga tidak mungkin mengadakan perlawanan, tapi kalau nanti Cinta Manis sampai tutup, masyarakat yang rata-rata bekerja disini bagaimana,” pungkasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1085 seconds (0.1#10.140)