Model klaster bisnis tingkatkan industri rumput laut

Senin, 28 Mei 2012 - 17:16 WIB
Model klaster bisnis tingkatkan industri rumput laut
Model klaster bisnis tingkatkan industri rumput laut
A A A
Sindonews.com - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, dengan potensi rumput laut yang ada seharusnya Indonesia mampu menjadi produsen perikanan yang mampu mengambil porsi besar dalam pasar dunia.

Yugi memaparkan bahwa industri rumput laut memerlukan keterkaitan erat antara hulu (up stream) dan hilir (down stream), karena pada tingkat hulu (petani dan nelayan) memiliki keahlian dan kemauan berproduksi tetapi menghadapi keterbatan dalam akses pasar dan teknologi, sementara pada tingkat hilir (pemilik pabrik) memiliki teknologi dan akses pasar namun membutuhkan jaminan suplai bahan baku.

“Kebutuhan yang berbeda itu tentunya harus dijembatani. Untuk keperluan tersebut, petani dan pelaku industri tidak dapat berdiri sendiri, mereka harus menciptakan suatu sinergi sehingga dapat saling mendukung dan saling memperkuat. Perwujudan niat tersebut akan menjadi kenyataan dengan kehadiran suatu kelembagaan yang mengkaitkan kegiatan ditingkat petani (on farm) dan kegiatan ditingkat industri (off farm) secara baik dan serasi," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Senin (28/5/2012).

Dalam kaitan ini, lanjut Yugi, “model klaster bisnis” dinilai akan dapat banyak membantu kelangsungan aktivitas petani rumput laut dan sekaligus industri pengolahannya. Dengan model ini, diharapkan kemitraan dapat dibangun melalui komunikasi dan implementasi nyata diantara pemangku kepentingan secara sinergis dan saling menguntungkan.

Dengan demikian pengembangan ekonomi lokal melalui aquabisnis kluster rumput laut dapat menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan daya saing kolektif, dan meningkatkan ekspor produk rumput laut daerah.

Model klaster bisnis, kata Yugi, akan merupakan pembangunan kawasan budidaya yang terintegrasikan dan diharapkan dapat mensinergikan kegiatan-kegiatan dari semua pemangku kepentingan yang meliputi kelompok petani, lembaga usaha lepas panen pedesaan (ULP2), perusahaan penghela, pelayanan pengembangan bisnis (BDS) dan lembaga pembiayaan (Bank atau LPBB).

“Dengan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat/daerah sampai pelaku usaha utama, Kadin dan ARLI yakin bahwa target Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mencapai target produksi 10 juta ton pada tahun 2014 akan mungkin dicapai,” pungkas Yugi.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6142 seconds (0.1#10.140)