Stok minim, harga gula merangkak naik
A
A
A
Sindonews.com – Stok gula pasir di sejumlah pasar tradisional terbatas. Akibatnya, harga eceran gula naik menjadi Rp11.500 dari sebelumnya yang hanya Rp9.000 per kilogram (kg).
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Ciawitali Guntur Garut menyebutkan, kenaikan terjadi bukan pada gula impor saja, melainkan juga gula lokal. Mereka mengaku, kenaikan harga komoditas gula eceran telah terjadi sekitar tiga pekan. “Pasokannya sangat terbatas. Sedikit sekali,” kata salah seorang pedagang, Yusuf, Senin (28/5/2012).
Menurut Yusuf, bukan hanya dirinya yang mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gula, tetapi juga para pedagang sembako lainnnya. Ia menduga, komoditas gula sengaja ditimbun pihak distributor menjelang bulan Ramadan mendatang.
“Sebab, harga gula di bulan itu lagi bagus-bagusnya. Ada kemungkinan, pihak tertentu menyembunyikannya,” ujarnya.
Salah seorang agen gula pasir di Garut Iwan Riana menjelaskan, kelangkaan di Garut disebabkan oleh pengurangan pasokan komoditas gula. Selama ini, kebutuhan gula di Garut mencapai 1.500 ton per bulan.
“Sekarang hanya terpenuhi sekitar 10 persen saja. Kami sangat kesulitan untuk mendapatkan delivery order nya. Biasanya produksi makanan menggenjot produksinya menjelang puasa dan lebaran. Jadi kemungkinan pabrik gula lebih mengutamakan kebutuhan pabrik makanan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Rachmat Slamet mengaku pihaknya telah menerjunkan tim untuk menyelidiki kenaikan harga gula pasir di pasaran ini. Hasil pemantauan lapangan ini, kata dia, akan menjadi bahan dalam mengambil kebijakan pemerintah daerah.
"Kami akan melakukan pengecekan dan evaluasi. Apakah kenaikan ini karena pasokan yang berkurang atau karena meningkatnya permintaan dari konsumen. Setelah itu kita akan koordinasi dengan pimpinan untuk menentukan langkah selanjutnya," tukasnya.
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Ciawitali Guntur Garut menyebutkan, kenaikan terjadi bukan pada gula impor saja, melainkan juga gula lokal. Mereka mengaku, kenaikan harga komoditas gula eceran telah terjadi sekitar tiga pekan. “Pasokannya sangat terbatas. Sedikit sekali,” kata salah seorang pedagang, Yusuf, Senin (28/5/2012).
Menurut Yusuf, bukan hanya dirinya yang mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gula, tetapi juga para pedagang sembako lainnnya. Ia menduga, komoditas gula sengaja ditimbun pihak distributor menjelang bulan Ramadan mendatang.
“Sebab, harga gula di bulan itu lagi bagus-bagusnya. Ada kemungkinan, pihak tertentu menyembunyikannya,” ujarnya.
Salah seorang agen gula pasir di Garut Iwan Riana menjelaskan, kelangkaan di Garut disebabkan oleh pengurangan pasokan komoditas gula. Selama ini, kebutuhan gula di Garut mencapai 1.500 ton per bulan.
“Sekarang hanya terpenuhi sekitar 10 persen saja. Kami sangat kesulitan untuk mendapatkan delivery order nya. Biasanya produksi makanan menggenjot produksinya menjelang puasa dan lebaran. Jadi kemungkinan pabrik gula lebih mengutamakan kebutuhan pabrik makanan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Rachmat Slamet mengaku pihaknya telah menerjunkan tim untuk menyelidiki kenaikan harga gula pasir di pasaran ini. Hasil pemantauan lapangan ini, kata dia, akan menjadi bahan dalam mengambil kebijakan pemerintah daerah.
"Kami akan melakukan pengecekan dan evaluasi. Apakah kenaikan ini karena pasokan yang berkurang atau karena meningkatnya permintaan dari konsumen. Setelah itu kita akan koordinasi dengan pimpinan untuk menentukan langkah selanjutnya," tukasnya.
()