Bagi hasil sukuk Muamalat 10,5%

Kamis, 31 Mei 2012 - 10:04 WIB
Bagi hasil sukuk Muamalat 10,5%
Bagi hasil sukuk Muamalat 10,5%
A A A


Sindonews.com - PT Bank Muamalat menawarkan imbal hasil dengan menggunakan benchmark FR 61 atau setara kupon sebesar 9,5-10,5 persen untuk indikasi bagi hasil sukuk subordinasi mudharabah sebesar Rp500 miliar.

Direktur Bahana Securities Andi Sidharta mengatakan,penerbitan sukuk berperingkat idA (Single A Syariah) dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini merupakan penerbitan tahap I.Sukuk yang diterbitkan dalam beberapa tahap ini rencananya akan memiliki total nilai Rp1,5 triliun.

Dia menjelaskan, penerbitan sukuk subordinasi mudharabah berkelanjutan I tahap I Bank Muamalat tahun 2012 ini ditawarkan sebesar Rp500 miliar dari rencana awal sebesar Rp800 miliar.

Andi mengaku, realisasi sukuk ini lebih rendah dari rencana awal karena menyesuaikan kebutuhan perusahaan.“ Sesuai aturan Bapepam dalam dua tahun ke depan emiten bisa melakukan penerbitan sukuk dalam dua tahap di mana tahap pertama Rp500 miliar dan tahap kedua bisa dilakukan dalam sampai dua tahun mendatang,”ujarnya di sela- sela paparan publik Penerbitan Sukuk Subordinasi Mudharabah di Jakarta,kemarin.

Direktur Finance and Operation Bank Muamalat Hendiarto menambahkan, nilai Rp500 miliar tersebut merupakan angka yang cukup konservatif dan nilai penawaran awal ini juga mempertimbangkan pricing range yang ada.Namun, Hendiarto mengaku, jika terjadi kelebihan permintaan (over subscribed) maka nilainya dapat dinaikkan.

“Tidak tertutup kemungkinan nilainya ditambahkan sesuai indikasi awal kalau terjadi kelebihan permintaan,”tuturnya. Menurut dia, tambahan dana dari sukuk ini akan meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/ CAR) menjadi level 14%, naik dari sebelumnya di kuartal I/2012 yang mencapai sekitar 12%.“Dengan sukuk ini, paling tidak ada tambahan hingga Rp5 triliun untuk pembiayaan kita,”ujarnya.

Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin menambahkan, penerbitan sukuk merupakan upaya Bank Muamalat memperkuat struktur permodalan dalam mengimbangi pertumbuhan bisnis dan jaringannya di seluruh Indonesia. Dia menargetkan pembiayaan sekitar 24% atau menjadi Rp27,86 triliun dari pembiayaan akhir 2011 yang mencapai sebesar Rp22,47 triliun.

Menurut Arviyan, sukuk ini dapat diserap oleh investor lokal maupun asing dan porsinya ditentukan oleh permintaan investor tersebut. Terkait dengan rencana listing di Bursa Efek Indonesia,dia tengah berkonsultasi dengan perencana keuangan (advisor) meskipun belum bersedia menyebutkan penasihat keuangan yang dimaksud. “Itu masih dikaji, tergantung hasil kajian,timing dan kondisi pasar modal.

Ini secondary offering ya bukan IPO, ini untuk me-listing-kan kami di bursa,”ujarnya. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Muamalat Andi Buchori menambahkan, jika emiten ingin tercatat di bursa,minimal 20% dari saham akan dilepas ke publik. Kemudian, menjadikan penjamin pelaksana emisi sukuk sebagai penasihat keuangan juga bisa memuluskan rencana pencatatan di bursa. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3302 seconds (0.1#10.140)