April, neraca perdagangan defisit USD641,1 juta
A
A
A
Sindonews.com - Kesenjangan yang terjadi antara ekspor dan impor pada bulan April 2012 mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada April 2012 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD15,98 miliar. Sedangkan impor naik sebesar 1,82 persen menjadi USD16,62 miliar.
"Memang ada penurunan impor dari negara tujuan ekspor dan berlaku hampir secara keseluruhan," kata Suryamin saat ditemui di kantornya, di Pasar Baru, Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Dia menjelaskan, kondisi ini terjadi karena efek krisis yang masih terjadi di Eropa dan Amerika. Sehingga masing-masing negara menjaga kestabilan nilai ekspor dan impornya.
Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia adalah China. Menurut Suryamin, China secara keseluruhan mengurangi impor sampai dengan 10 persen. Selanjutnya, Jepang juga melakukan hal yang sama melakukan pengurangan sekitar tiga persen.
"Kalau menurun, karena ada penurunan permintaan. Jadi misalnya China, jadi dia impornya juga turun. Jadi China mengurangi mengimpor dari negara di dunia 10 persen. Kemudian Jepang juga kurangi impor tiga koma sekian persen," jelasnya.
Akan tetapi, lanjut Suryamin, jika dilihat secara kumulatif, neraca perdagangan dari Januari hingga April 2012 mencatatkan surplus sebesar USD2,13 miliar.
"Dalam kurun waktu Januari hingga April 2012 ekspor tercatat sebesar USD64,50 miliar sedangkan impor untuk periode yang sama tercatat USD62,37 miliar," tandasnya.
Dia menekankan, pemerintah akan mencari cara untuk bisa menjaga defisit tersebut. Walaupun secara global, krisis Eropa belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, bahkan dikhawatirkan sangat sulit untuk waktu dekat ini. Termasuk ditambah dengan gejolak Amerika yang mulai terjadi kembali. (bro)
()