SMGR incar pabrik di Vietnam
A
A
A
Sindonews.com – PT Semen Gresik Tbk (SMGR) berencana mengakuisisi pabrik semen di Vietnam berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. Dalam aksi korporasi tersebut, perusahaan semen pelat merah itu akan menjadi pemilik mayoritas.
Direktur Keuangan Semen Gresik Ahyanizzaman mengatakan, perseroan sudah memiliki target perusahaan yang akan diakuisisi. Namun, dia enggan menyebutkan perusahaan tersebut lantaran masih dalam tahap uji tuntas (due diligence).
”Kalau Vietnam sudah ada target perusahaan,tapi tergantung uji tuntas nanti,” kata dia di Jakarta belum lama ini. Lebih lanjut Ahyanizzaman menuturkan, perseroan berkunjung ke Vietnam terkait rencana aksi korporasi tersebut pada pekan lalu.
Dia memperkirakan, uji tuntas tersebut akan dilakukan pada Juni 2012.Setelah uji tuntas selesai, perseroan baru akan mengetahui realisasi akuisisi dan nilai investasi yang dibutuhkan. Dia menambahkan, dalam akuisisi tersebut SMGR akan menguasai lebih dari 50 persen saham.
Saat ini dana yang disiapkan perseroan untuk akuisisi sekitar Rp3-4 triliun.Dana sebesar itu juga akan dialokasikan untuk membangun pabrik di Myanmar. Menurut Ahyanizzaman, pendanaan untuk di Myanmar sebesar Rp1,5-2 triliun dan sisanya atau untuk merealisasikan aksi korporasi di Vietnam. Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto menuturkan, perseroan berharap bisa merealisasikan rencana akuisisi tersebut tahun ini.”Kalau pemegang saham mengizinkan dan pricing (harga) baik,kita sedang mengkaji harganya,” imbuh Dwi.
Adapun sumber pendanaan akan dicari dari eksternal sebanyak 70 persen dan sisanya dari kas perusahaan.Untuk pendanaan eksternal, bisa berasal dari penerbitan obligasi maupun pinjaman perbankan. ”Keduanya (obligasi dan pinjaman perbankan) baik dan sama-sama menarik,” tuturnya. Dwi beralasan, penerbitan obligasi dilakukan dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) lantaran kebutuhan pendanaan disesuaikan dengan ekspansi di luar negeri. Terkait ekspansi di Myanmar, SMGR berencana membangun pabrik berkapasitas 600 ribu ton.
Dalam proyek tersebut SMGR akan bekerja sama dengan BUMN konstruksi Indonesia maupun mitra lokal di Myanmar.”Mengenai lokasi dan mitra masih dalam kajian. Bisa jadi kami bekerja sama dengan Wika (Wijaya Karya Tbk) dan pengusaha lokal di sana,” kata Dwi.
Produk semen SMGR untuk memenuhi pasar Myanmar maupun negara lainnya yang bertetangga. Dari total kebutuhan semen di Myanmar sekitar 6- 10 juta ton per tahun, negara itu hanya mampu memenuhi setengahnya atau setara 3-5 juta ton.
Rencana SMGR melakukan ekspansi pembangunan pabrik di Myanmar didasarkan pada pertimbangan karena dalam tiga tahun ke depan,negara itu akan tumbuh dan berkembang.
Di Myanmar SMGR akan memulai pembangunan pabrik pada awal tahun depan dan direncanakan rampung tiga tahun ke depan. Untuk pendanaannya, perseroan akan menerbitkan obligasi global pada awal tahun depan dengan nilai emisi yang masih dikaji. Analis PT Infovesta Utama Praska Putrantyo berpendapat, prospek emiten sektor semen tahun ini masih solid.
Pemicunya, sejumlah faktor yang masih positif seperti prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang ditopang konsumsi baik dari masyarakat maupun pemerintah. Selain itu, pengesahan Undang- Undang (UU) Pengadaan Lahan akhir tahun lalu juga dinilai berdampak positif. Terutama pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur dalam negeri melalui yang salah satunya melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Direktur Keuangan Semen Gresik Ahyanizzaman mengatakan, perseroan sudah memiliki target perusahaan yang akan diakuisisi. Namun, dia enggan menyebutkan perusahaan tersebut lantaran masih dalam tahap uji tuntas (due diligence).
”Kalau Vietnam sudah ada target perusahaan,tapi tergantung uji tuntas nanti,” kata dia di Jakarta belum lama ini. Lebih lanjut Ahyanizzaman menuturkan, perseroan berkunjung ke Vietnam terkait rencana aksi korporasi tersebut pada pekan lalu.
Dia memperkirakan, uji tuntas tersebut akan dilakukan pada Juni 2012.Setelah uji tuntas selesai, perseroan baru akan mengetahui realisasi akuisisi dan nilai investasi yang dibutuhkan. Dia menambahkan, dalam akuisisi tersebut SMGR akan menguasai lebih dari 50 persen saham.
Saat ini dana yang disiapkan perseroan untuk akuisisi sekitar Rp3-4 triliun.Dana sebesar itu juga akan dialokasikan untuk membangun pabrik di Myanmar. Menurut Ahyanizzaman, pendanaan untuk di Myanmar sebesar Rp1,5-2 triliun dan sisanya atau untuk merealisasikan aksi korporasi di Vietnam. Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto menuturkan, perseroan berharap bisa merealisasikan rencana akuisisi tersebut tahun ini.”Kalau pemegang saham mengizinkan dan pricing (harga) baik,kita sedang mengkaji harganya,” imbuh Dwi.
Adapun sumber pendanaan akan dicari dari eksternal sebanyak 70 persen dan sisanya dari kas perusahaan.Untuk pendanaan eksternal, bisa berasal dari penerbitan obligasi maupun pinjaman perbankan. ”Keduanya (obligasi dan pinjaman perbankan) baik dan sama-sama menarik,” tuturnya. Dwi beralasan, penerbitan obligasi dilakukan dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) lantaran kebutuhan pendanaan disesuaikan dengan ekspansi di luar negeri. Terkait ekspansi di Myanmar, SMGR berencana membangun pabrik berkapasitas 600 ribu ton.
Dalam proyek tersebut SMGR akan bekerja sama dengan BUMN konstruksi Indonesia maupun mitra lokal di Myanmar.”Mengenai lokasi dan mitra masih dalam kajian. Bisa jadi kami bekerja sama dengan Wika (Wijaya Karya Tbk) dan pengusaha lokal di sana,” kata Dwi.
Produk semen SMGR untuk memenuhi pasar Myanmar maupun negara lainnya yang bertetangga. Dari total kebutuhan semen di Myanmar sekitar 6- 10 juta ton per tahun, negara itu hanya mampu memenuhi setengahnya atau setara 3-5 juta ton.
Rencana SMGR melakukan ekspansi pembangunan pabrik di Myanmar didasarkan pada pertimbangan karena dalam tiga tahun ke depan,negara itu akan tumbuh dan berkembang.
Di Myanmar SMGR akan memulai pembangunan pabrik pada awal tahun depan dan direncanakan rampung tiga tahun ke depan. Untuk pendanaannya, perseroan akan menerbitkan obligasi global pada awal tahun depan dengan nilai emisi yang masih dikaji. Analis PT Infovesta Utama Praska Putrantyo berpendapat, prospek emiten sektor semen tahun ini masih solid.
Pemicunya, sejumlah faktor yang masih positif seperti prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang ditopang konsumsi baik dari masyarakat maupun pemerintah. Selain itu, pengesahan Undang- Undang (UU) Pengadaan Lahan akhir tahun lalu juga dinilai berdampak positif. Terutama pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur dalam negeri melalui yang salah satunya melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
()