Potensi cadangan migas dioptimalkan
A
A
A
Sindonews.com – Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengungkapkan dari kegiatan eksplorasi selama ini masih terdapat 50 struktur penemuan migas yang belum dikembangkan.
Wakil Kepala BP Migas Hardiono mengatakan, perkiraan cadangan potensial dari 50 struktur penemuan migas tersebut sebesar 277 juta barel untuk minyak dan 5,5 triliun kaki kubik gas. Struktur baru ini diharapkan dapat mulai berkontribusi meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional dalam lima tahun ke depan yang tersebar di 24 wilayah kerja eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia.
“Kita berharap pengembangan struktur penemuan tersebut dapat berjalan sesuai rencana sehingga bisa berkontribusi untuk produksi nasional secepatnya,” tutur Hardiono dalam penutupan Forum Perencanaan BP Migas dengan tema“Todays Exploration Tomorrows Reserves and Production” di Bandung,Jawa Barat akhir pekan lalu.
Forum perencanaan ini diadakan untuk menyusun perkiraan penambahan cadangan dan produksi migas nasional 2013-2017 dan forum berbagi pengetahuan antara sesama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan dari industri penunjang.
Forum ini diikuti sekitar 300 peserta dari BP Migas,Kementerian Eergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), KKKS, perguruan tinggi, dan perusahaan dari industri penunjang. Hardiono menambahkan, saat ini penemuan cadangan pada wilayah timur Indonesia menunjukkan volume yang lebih tinggi dari penemuan di bagian barat Indonesia. “Peluang Indonesia untuk meningkatkan cadangan dan produksi di masa yang akan datang dititikberatkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan di kawasan timur Indonesia,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, eksplorasi hulu migas merupakan kegiatan yang padat risiko karena biayanya besar dan belum tentu memperoleh hasil ekonomis. Sebagai gambaran,saat ini di kawasan timur Indonesia terdapat 21 pemboran sumur eksplorasi yang belum berhasil menemukan hidrokarbon dalam jumlah ekonomis padahal investasinya sekitar USD1,3 miliar sudah dikeluarkan.
Menurut dia, dengan investasi yang padat modal dan risiko di bidang eksplorasi serta produksi hulu migas,Indonesia masih memerlukan keberadaan investor baik dalam negeri maupun asing.
Untuk mencapai target produksi migas lima tahun ke depan, sembilan proyek andalan industri hulu migas diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan. Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini menambahkan,dari hasil kajian per lapangan seluruh KKKS dan memperhitungkan beberapa proyek yang akan onstream tahun ini diperoleh bisa mencapai rata-rata 904 ribu BOEPD.
“Atas dasar kondisi tersebut dibuatlah perkiraan minimum yang bisa dicapai tahun 2013, dan ketemulah 880 ribu BOEPD setelah mempertimbangkan penurunan produksi sebesar lima persen namun ditambah dari beberapa proyek yang pasti akan onstream,”kata dia. Apabila pada 2012 ini bisa mencapai produksi sebesar 904 ribu BOEPD, rencana target 2013 sebesar 910 ribu BOEPD terpenuhi dan terjadi kenaikan sebesar 0,5 persen masih positif walaupun kecil.
Wakil Kepala BP Migas Hardiono mengatakan, perkiraan cadangan potensial dari 50 struktur penemuan migas tersebut sebesar 277 juta barel untuk minyak dan 5,5 triliun kaki kubik gas. Struktur baru ini diharapkan dapat mulai berkontribusi meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional dalam lima tahun ke depan yang tersebar di 24 wilayah kerja eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia.
“Kita berharap pengembangan struktur penemuan tersebut dapat berjalan sesuai rencana sehingga bisa berkontribusi untuk produksi nasional secepatnya,” tutur Hardiono dalam penutupan Forum Perencanaan BP Migas dengan tema“Todays Exploration Tomorrows Reserves and Production” di Bandung,Jawa Barat akhir pekan lalu.
Forum perencanaan ini diadakan untuk menyusun perkiraan penambahan cadangan dan produksi migas nasional 2013-2017 dan forum berbagi pengetahuan antara sesama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan dari industri penunjang.
Forum ini diikuti sekitar 300 peserta dari BP Migas,Kementerian Eergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), KKKS, perguruan tinggi, dan perusahaan dari industri penunjang. Hardiono menambahkan, saat ini penemuan cadangan pada wilayah timur Indonesia menunjukkan volume yang lebih tinggi dari penemuan di bagian barat Indonesia. “Peluang Indonesia untuk meningkatkan cadangan dan produksi di masa yang akan datang dititikberatkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan di kawasan timur Indonesia,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, eksplorasi hulu migas merupakan kegiatan yang padat risiko karena biayanya besar dan belum tentu memperoleh hasil ekonomis. Sebagai gambaran,saat ini di kawasan timur Indonesia terdapat 21 pemboran sumur eksplorasi yang belum berhasil menemukan hidrokarbon dalam jumlah ekonomis padahal investasinya sekitar USD1,3 miliar sudah dikeluarkan.
Menurut dia, dengan investasi yang padat modal dan risiko di bidang eksplorasi serta produksi hulu migas,Indonesia masih memerlukan keberadaan investor baik dalam negeri maupun asing.
Untuk mencapai target produksi migas lima tahun ke depan, sembilan proyek andalan industri hulu migas diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan. Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini menambahkan,dari hasil kajian per lapangan seluruh KKKS dan memperhitungkan beberapa proyek yang akan onstream tahun ini diperoleh bisa mencapai rata-rata 904 ribu BOEPD.
“Atas dasar kondisi tersebut dibuatlah perkiraan minimum yang bisa dicapai tahun 2013, dan ketemulah 880 ribu BOEPD setelah mempertimbangkan penurunan produksi sebesar lima persen namun ditambah dari beberapa proyek yang pasti akan onstream,”kata dia. Apabila pada 2012 ini bisa mencapai produksi sebesar 904 ribu BOEPD, rencana target 2013 sebesar 910 ribu BOEPD terpenuhi dan terjadi kenaikan sebesar 0,5 persen masih positif walaupun kecil.
()