Diserang Mimik, tanaman cabai gagal panen
A
A
A
Sindonews.com – Petani cabai di Bojonegoro kelimpungan. Pasalnya, tanaman cabai yang sebentar lagi bisa dipanen banyak diserang hama mimik putih. Akibatnya, buah cabai menjadi layu dan mengering sehingga rawan gagal panen.
Jinah, 52, petani cabai di Desa Sarirejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, mengaku tanaman cabai yang ditanam di lahan sawah seluas satu hektare terancam gagal panen akibat diserbu hama mimik putih itu. “Hama mimik putih itu menyerang pada malam hari,” ucapnya.
Hama mimik putih itu menyerang pada buah cabai dan batang. Akibatnya, buah cabai menjadi kering lalu membusuk. Serangan hama mimik putih itu juga berlangsung cepat dan merata.
Untuk mengurangi serangan hama itu, Jinah mengaku sudah beberapa kali menyemprot tanaman cabai itu dengan obat pembasmi hama. Namun, hama itu sulit dikendalikan.
Saat perubahan musim seperti ini, kata Jinah, serangan hama memang rentan terjadi pada tanaman cabai. Selain serangan hama, tanaman cabai juga rentan terkena serangan penyakit yang ditandai dengan daunnya keriting, pucuk berjamur, dan buah membusuk separuh. “Pada musim ini, tanaman cabai ini gagal panen,” ujarnya.
Bila dihitung kerugiannya maka Jinah mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Kerugian itu meliputi biaya benih, biaya tanam, biaya pemupukan, hingga biaya perawatan. Sebagian besar petani cabai di Bojonegoro kini terancam merugi akibat serangan hama mimik putih tersebut.
Akibat tanaman cabai yang gagal panen, kini harga cabai di pasaran mulai merambat naik. Harga cabai keriting yang semula sekitar Rp6.000 per kilogram kini naik menjadi Rp7.000 per kilogram.
Menurut Nuryati, 56, pedagang cabai di Pasar Purwosari, harga cabai mulai merambat naik sejak memasuki musim kemarau. “Pasokan cabai sulit didapatkan, Akibatnya, harganya terus naik,” ucapnya.
Jinah, 52, petani cabai di Desa Sarirejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, mengaku tanaman cabai yang ditanam di lahan sawah seluas satu hektare terancam gagal panen akibat diserbu hama mimik putih itu. “Hama mimik putih itu menyerang pada malam hari,” ucapnya.
Hama mimik putih itu menyerang pada buah cabai dan batang. Akibatnya, buah cabai menjadi kering lalu membusuk. Serangan hama mimik putih itu juga berlangsung cepat dan merata.
Untuk mengurangi serangan hama itu, Jinah mengaku sudah beberapa kali menyemprot tanaman cabai itu dengan obat pembasmi hama. Namun, hama itu sulit dikendalikan.
Saat perubahan musim seperti ini, kata Jinah, serangan hama memang rentan terjadi pada tanaman cabai. Selain serangan hama, tanaman cabai juga rentan terkena serangan penyakit yang ditandai dengan daunnya keriting, pucuk berjamur, dan buah membusuk separuh. “Pada musim ini, tanaman cabai ini gagal panen,” ujarnya.
Bila dihitung kerugiannya maka Jinah mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Kerugian itu meliputi biaya benih, biaya tanam, biaya pemupukan, hingga biaya perawatan. Sebagian besar petani cabai di Bojonegoro kini terancam merugi akibat serangan hama mimik putih tersebut.
Akibat tanaman cabai yang gagal panen, kini harga cabai di pasaran mulai merambat naik. Harga cabai keriting yang semula sekitar Rp6.000 per kilogram kini naik menjadi Rp7.000 per kilogram.
Menurut Nuryati, 56, pedagang cabai di Pasar Purwosari, harga cabai mulai merambat naik sejak memasuki musim kemarau. “Pasokan cabai sulit didapatkan, Akibatnya, harganya terus naik,” ucapnya.
()