Masyarakat mampu tak punya hati nurani
A
A
A
Sindonews.com – Banyaknya kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang terjadi di masyarakat, membuat Pertamina melakukan operasi pasar. Hasil evaluasinya, ternyata banyak ditemukan masyarakat mampu yang menggunakan tabung melon tersebut.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan usai menjadi pembicara di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Menurutnya masyarakat mampu harus sadar diri untuk tak menggunakan LPG bersubsidi.
“Kenapa kami gelar operasi pasar, karena di media dibilang LPG tak ada padahal sebetulnya apa, tapi larinya ke bukan yang berhak, bukan salah sasaran juga, manusianya kita saja yang tak punya hati nurani, mestinya tak pakai LPG subsidi tapi pakai LPG subsidi,” tukasnya di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI, Jumat (08/06/12).
Karen mengatakan saat ini pengguna LPG 3 kilogram sudah bergeser dari warga kelas bawah ke kelas menengah seperti Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Hal itu disebabkan oleh adanya disparitas harga.
“Kita sudah sidak pasar,dari 520 tabung yang kita drop ternyata hanya 20 tabung yang diambil oleh masyarakat, berarti sebetulnya masyarakat sudah ada semua LPG, ini kan mestinya untuk yang tak mampu, dan juga untuk rumahan, tapi ini sudah bergerak ke UKM menengah, karena ada disparitas harga itu tadi,” jelasnya.
Pertamina, kata dia, sudah melibatkan pihak kepolisian untuk menerapkan sanksi. Sementara bagi agen yang nakal dan menyalurkan LPG bersubsidi ke kalangan industri, akan terancam dicabut izinnya atau ditutup.
“Harus kita imbau lagi, masyarakat kan sudah punya untung dari UKM, tolonglah jangan mengambil subsidi, sanksinya langsung dari polisi. Antisipasinya kita lihat di semua agen – agen, dari pangkalan dan toko-toko, kita akan sidak ke agen, bisa cabut izinnya atau tutup, harga juga tidak dinaikkan, karena itu LPG bersubsidi,” tegasnya.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan usai menjadi pembicara di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Menurutnya masyarakat mampu harus sadar diri untuk tak menggunakan LPG bersubsidi.
“Kenapa kami gelar operasi pasar, karena di media dibilang LPG tak ada padahal sebetulnya apa, tapi larinya ke bukan yang berhak, bukan salah sasaran juga, manusianya kita saja yang tak punya hati nurani, mestinya tak pakai LPG subsidi tapi pakai LPG subsidi,” tukasnya di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI, Jumat (08/06/12).
Karen mengatakan saat ini pengguna LPG 3 kilogram sudah bergeser dari warga kelas bawah ke kelas menengah seperti Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Hal itu disebabkan oleh adanya disparitas harga.
“Kita sudah sidak pasar,dari 520 tabung yang kita drop ternyata hanya 20 tabung yang diambil oleh masyarakat, berarti sebetulnya masyarakat sudah ada semua LPG, ini kan mestinya untuk yang tak mampu, dan juga untuk rumahan, tapi ini sudah bergerak ke UKM menengah, karena ada disparitas harga itu tadi,” jelasnya.
Pertamina, kata dia, sudah melibatkan pihak kepolisian untuk menerapkan sanksi. Sementara bagi agen yang nakal dan menyalurkan LPG bersubsidi ke kalangan industri, akan terancam dicabut izinnya atau ditutup.
“Harus kita imbau lagi, masyarakat kan sudah punya untung dari UKM, tolonglah jangan mengambil subsidi, sanksinya langsung dari polisi. Antisipasinya kita lihat di semua agen – agen, dari pangkalan dan toko-toko, kita akan sidak ke agen, bisa cabut izinnya atau tutup, harga juga tidak dinaikkan, karena itu LPG bersubsidi,” tegasnya.
()