PDAM layak menuju go public
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi saat ini tengah menuju go public dengan disiapkannya initial public offering (IPO) atau penawaran penjualan perdana saham umum kepada investor umum.
Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Amidi berpendapat, IPO untuk PDAM Tirta Musi memang terbuka luas, mengingat pertimbangan capaian kinerja perusahaan ini sudah baik. Apalagi, sinyalemen Kementerian Pekerjaan Umum yang menyebutkan adanya tiga
PDAM yang berpotensi menerbitkan obligasi perusahaan dalam upaya membiayai pengembangan usahanya, yaitu PDAM Palembang, Bogor, dan
Banjarmasin.
“Tiga PDAM ini yang dinilai paling siap menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. Jadi, peluang itu sudah terbuka luas,” ungkap Amidi kepada SINDO, Senin (11/6/2012).
Dari logika ekonomi, Amidi menjelaskan, besarnya aset suatu perusahaan seharusnya mampu memberikan fasilitas yang lebih. Semakin besarnya pemberian fasilitas ini tentu membutuhkan pendapatan yang besar. Dengan dibukanya penawaran ke publik melalui IPO, maka dipastikan investor yang datang akan lebih banyak. “Artinya, pemasukan ke perusahaan tetap ada. Jadi, tidak akan berpengaruh pada tarif pelayanan secara umum,” ulas dia.
Karena itu diharapkan, PDAM Tirta Musi ke depan mampu mengoptimalkan layanannya kepada masyarakat. Seperti perbaikan pipa rutin dilakukan dan efisiensi distribusi air lancar. Sementara untuk pengawasannya, pemerintah setempat tetap harus bertanggung jawab. “Itu sebagai bentuk intervensi pemerintah,” imbuh Amidi.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Musi Syaiful DEA mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah menunggu proses pemeringkatan
(rate) dari Ditjen Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK). Hasil rating ini baru akan keluar dalam tiga bulan ke depan. Pihaknya juga minta
bantuan Ditjen Perdagangan dan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) untuk perwujudan IPO tersebut.
Adapun total aset PDAM Tirta Musi saat ini sudah mencapai Rp1 triliun. Sementara, aset di luar perusahaan daerah sebesar Rp3,6 miliar. Hal ini tentu memungkinkan bagi perusahaan daerah yang dia pimpin tersebut untuk menerbitkan obligasinya. “Secara umum kami siap,
tinggal menunggu keputusan rating saja. Persiapan lain sudah terpenuhi, tinggal finalisasi jika ada revisi dari hasil pemringkatan
ini,” kata dia di kantor wali kota.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra mengatakan, selama ini IPO untuk perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia belum ada. Karena itu, dengan diterbitkannya obligasi PDAM Tirta Musi nantinya maka akan menjadi IPO pertama untuk tingkat nasional.
“PDAM saya rasa sudah sangat wajar untuk itu. Kalau bisa, semua perusahaan daerah di IPO semua, tentu mempertimbangkan yang lebih menguntungkan dan sehat,” ujarnya.
Eddy menyatakan, PDAM Tirta Musi Palembang saat ini sudah mampu mengumpulkan keuntungan sekitar Rp60 miliar pertahunnya, dengan aset
hampir Rp1 triliun. Angka tersebut ditopang oleh pendapatan pertahunnya sekitar Rp280-an miliar.
“Tentu ini akan menjadi suatu hal yang menarik. Dengan pendapatan sekitar Rp280 miliar, PDAM mampu mendapatkan keuntungan sekitar 20-30 persen dibandingkan dengan bank yang hanya memberikan bunga delapan persen,” katanya.
Eddy berharap, investor lokal turut ambil bagian dalam IPO ini karena ini merupakan perusahaan daerah yang akan menjadi milik bersama. Dia meyakinkan, jika PDAM sudah menjadi perusahaan publik, tidak akan ada lagi intervensi dari pihak manapun juga termasuk Pemkot Palembang terkait permasalahan tarif.
“Memang akan ada aturannya dan tidak akan langsung dilepas ke investor, mungkin 10 persen dulu di awal. Pastinya, dengan IPO akan lebih baik karena keuntungan akan lebih besar, kita akan mudah dalam mendapatkan pendanaan proyek perluasan,” pungkasnya dengan nada optimis. (bro)
()