Hujan, petani garam terancam gagal panen

Senin, 11 Juni 2012 - 19:25 WIB
Hujan, petani garam...
Hujan, petani garam terancam gagal panen
A A A
Sindonews.com - Kalangan petani garam yang ada di Kabupaten Sumenep, terancam gagal panen. Penyebabnya, lebih karena faktor alam, di mana cuaca sekitar areal tambak garam diguyur hujan berkepanjangan hingga beberapa hari terakhir ini. Bahkan, air hujan sudah menggenai areal tambak garam yang sudah mau menjadi garam.

Koordinator Paguyuban Petani Garam Rakyat Kabupaten Sumenep, Hasan Basri menjelaskan, hingga saat ini genangan air hujan di lahan garam cukup tinggi. Di mana, bila diambil rata-rata bisa mencapai antara 5-10 cm di atas permukaan garam yang sudah mulai menua.

“Kalau sudah tergenang air hujan, bisa menyebabkan ketuaan garam terganggu. Besar kemungkinan akan gagal panen,” ujarnya, Senin (11/6/2012).

Hasan menjelaskan, bila memang tidak gagal panen, secara otomatis berimbas pada kualitas garam hasil panen. Penyebabnya, air hujan yang sudah menggenangi tambak garam, akan merusak proses penuaan yang sudah dilakukan berbulan-bulan lamanya.

Lebih ironis lagi, menurutnya, garam yang diprediksi bisa dipanen empat hari ke depan terancam gagal. Sebab, hasil garam yang sudah menau karena dipasok dengan sinar matahari, akan kembali memuda lagi dan secara otomatis bakal berpengaruh pada rencana panen para petani.

“Artinya, air hujan itu mempengaruhi ketuaan garam. Pada panen pertama kali ini, petani garam terancam mengalami gagal panen,” urainya.

Hasan menambahkan, secara umum petani masih bisa memproduksi garam, asalkan tidak turun hujan sampai pekan depan. Sementara untuk saat ini, kawasan yang terancam gagal panen di sekitar pemukimam lahan garam, seperti Desa Karang Anyar dan Pinggir Papas.“Jelas pada musim kemarau ini masih belum menikmati panen garam. Ya, karena hujan tersebut,” urainya.

Perlu diketahui, luas lahan garam rakyat di Kabupaten Sumenep sekitar 2.100 hektare. Di mana, lahan tersebut tersebar di 10 Kecamatan dan 3 di antaranya di wilayah kepulauan. Mayoritas, garam asal kabupaten Sumenep tersebut, memiliki kualitas yang cukup bisa diandalkan.

“Kami berharap cuaca pada pekan ini berlangsung normal atau tidak turun hujan lagi. Ini dapat mempengaruhi terhadap proses garam,” ungkap Hasan.

Sementara itu, penggiat LSM bidang garam, Moh. Sofyan, mengaku petani jelas mengalami kerugian yang cukup besar. Terlebih parah lagi, petani garam akan memulai masa dan proses pembuatan garam dari awal. Itupun dengan catatan, hujan tidak mengguyur sekitar lahan garam.

“Kalau sudah diguyur hujan terus, berpengaruh pada lahan garam dan berimbas gagal panen,” ucapnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0346 seconds (0.1#10.140)