IPO Toba Bara incar dana Rp763,12 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Toba Bara Sejahtra Tbk menawarkan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di kisaran Rp1.850–2.400 per saham. Jumlah saham yang dilepas sebanyak 317.966.500 saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam aksi korporasi ini, Toba telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Morgan Stanley Asia Indonesia, dan PT CLSA Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Direktur Capital Market PT Mandiri Sekuritas Laksono Widodo mengungkapkan, dana raihan dari IPO tersebut mencapai Rp763,12 miliar.
“Saham yang akan dilepas perseroan rencananya akan ditawarkan ke luar negeri seperti Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat. Dan sudah ada anchor buyer dari Hong Kong,” katanya saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.
Laksono menargetkan, pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 25 Juni 2012. Sementara, masa penawaran umum akan dilangsungkan pada 27–29 Juni 2012.
Presiden Direktur PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TBS) Justarina Naiborhu berharap, dalam penyerapan IPO ini kombinasi investor lokal dan asing masing-masing memiliki komposisi sebanyak 40 persen dan 60 persen. “Namun, tidak menutup kemungkinan jika lokal bisa lebih banyak menyerap saham kami, tergantung dari kondisi saat penawaran,” harapnya.
Dia menambahkan, rencananya dana yang diraih dari IPO ini, sebesar 15 persen akan digunakan untuk membayar fasilitas pinjaman kepada BNP Paribas, 50 persen untuk membiayai belanja modal berkaitan dengan kegiatan pengembangan infrastruktur serta fasilitas penunjang di area konsesi perseroan, dan sisanya sebesar 35 persen akan digunakan untuk membiayai akuisisi konsesi pertambangan dan membiayai modal kerja serta mendanai kegiatan eksplorasi pada area konsesi perseroan.
Selain itu, ungkap Justarina, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun ini sebesar Rp270 miliar. Dan untuk tiga tahun mendatang, capex yang disiapkan berjumlah Rp500 miliar. “Dana itu juga termasuk untuk akuisisi. Sejauh ini dana kami masih cukup, terutama dengan adanya standby loansebesar USD70 juta,” tambah dia.
Menurut Justarina, sebelumnya perseroan telah mendapat fasilitas pinjaman sebesar USD70 juta dari beberapa bank seperti Citibank, BNP Paribas, dan ANZ pada akhir tahun lalu. Hingga kini perseroan baru mencairkan sebesar USD35 juta.
Selain itu, Direktur PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TBS) Pandu Sjahrir menjelaskan, dana capex tahun tersebut akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan produksi seperti membuat hoaling road yang akan dibangun dari konsesi anak usaha PT Trisensa Mineral Utama (TMU) ke PT Indomining (IM).
“Pembangunan itu dilakukan tahun ini sampai tahun depan, capex juga digunakan untuk pembebasan lahan maupun pemboran,” jelasnya.
Perseroan menargetkan produksi batu bara sebanyak 7,6 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut naik sebesar 45,59 persen dari produksi batu bara perseroan di tahun lalu yang mencapai 5,22 juta ton.
Menurut Pandu, total produksi tersebut akan mendapat kontribusi melalui tiga anak usaha perseroan,salah satunya PT Trinesa Mineral Utama (TMU) yang pada tahun lalu hanya memproduksi 40.000 ton,namun tahun ini diharapkan bisa mencapai 480.000–500.000 ton. Lalu PT Indomining (IM) yang memproduksi 1,4 juta ton dan PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) 3,8 juta ton.
“TMU diharapkan bisa berkontribusi 5 persen di tahun ini, IM 1/3, dan ABN berkontribusi 2/3 dari produksi,” tuturnya.
Analis PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai, harga IPO PT Toba Bara Sejahtera Tbk terlalu mahal, mengingat kondisi harga batu bara yang mengalami penurunan. Menurutnya, harga batu bara dunia saat ini cenderung bearish, sehingga berpotensi ikut menjerumuskan harga saham di pasar modal.
Dengan demikian, saat ini merupakan kondisi yang sulit untuk menjual saham batu bara. “Kalau IPO dengan harga mahal saya tidak terlalu yakin bisa diserap investor,” katanya saat dihubungi kemarin. (bro)
()