Mendag berharap perdagangan Mei tak defisit lagi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sepertinya tidak bisa berbuat banyak lagi soal defisit perdagangan yang terjadi April lalu. Dirinya hanya bisa berharap Mei dan bulan kedepannya, kondisi itu tidak terjadi lagi.
"Feeling saya, Mei kita mudah-mudahan enggak defisit," ujar Gita saat dijumpai wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (13/6/2012)
Menurut Gita, meningkatknya ekspor yang terjadi di bulan April dikarenakan kebutuhan impor minyak yang meningkat disertai dengan harga minyak yang juga masih tinggi.
Akan tetapi dengan melihat bulan Mei harga minyak dunia yang mulai menurun, Gita meyakini ada harapan tidak terjadinya defisit. "Kenyataan bahwa Mei kita sudah mulai ada penurunan harga minyak, apalagi Juni yang Insya Allah lebih mencerminkan harga mniyak akan terus menurun, ada harapan seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya, kesenjangan yang terjadi antara ekspor dan impor pada bulan April 2012 mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Nilai ekspor Indonesia pada April 2012 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD15,98 miliar. Sedangkan impor naik sebesar 1,82 persen menjadi USD16,62 miliar.
"Feeling saya, Mei kita mudah-mudahan enggak defisit," ujar Gita saat dijumpai wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (13/6/2012)
Menurut Gita, meningkatknya ekspor yang terjadi di bulan April dikarenakan kebutuhan impor minyak yang meningkat disertai dengan harga minyak yang juga masih tinggi.
Akan tetapi dengan melihat bulan Mei harga minyak dunia yang mulai menurun, Gita meyakini ada harapan tidak terjadinya defisit. "Kenyataan bahwa Mei kita sudah mulai ada penurunan harga minyak, apalagi Juni yang Insya Allah lebih mencerminkan harga mniyak akan terus menurun, ada harapan seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya, kesenjangan yang terjadi antara ekspor dan impor pada bulan April 2012 mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Nilai ekspor Indonesia pada April 2012 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD15,98 miliar. Sedangkan impor naik sebesar 1,82 persen menjadi USD16,62 miliar.
()