Harga beras petani naik jadi Rp6.900/kg
A
A
A
Sindonews.com – Perum Badan Urusan Logistik Sumatera Utara menaikkan harga pembelian beras petani sebesar 4,5 persen menjadi Rp6.900 per kilogram (kg) dari sebelumnya sebesar Rp6.600/kg. Kenaikan tersebut mulai diberlakukan sejak awal bulan ini.
”Tambahan Rp300/kg itu merupakan insentif yang diizinkan pemerintah untuk wilayah Sumut. Jadi ditambah HPP (harga pembelian pemerintah) untuk beras yang sebesar Rp6.600/kg, Bulogbisamembeli beras petani seharga Rp6.900/ kg,” ujar Humas Bulog Sumut, Rusli di Medan, kemarin.
Menurut Rusli, penambahan harga beli yang mulai berlaku sejak Juni 2012 itu, diharapkan bisa meningkatkan minat petani menjual beras mereka ke Bulog di tengah menipisnya produksi, setelah masa panen berakhir.
Bulog,lanjutnya, berharap bisa membeli beras petani sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pengadaan atau stok di wilayah Sumut. Tahun ini, Bulog mendapat target pembelian beras sebanyak 30 ribu ton. “Dengan sudah habisnya masa panen besar, pembelian beras ke petani semakin sulit,”kata dia. Dia memberi contoh, dari beberapa kantor sub divisi regioal (divre) Bulog, hanya Sub Divre Medan dan Padang Sidempuan yang terus bisa meningkatkan pembelian.
Subdivre Medan hingga mendekati pertengahan Juni ini, sudah membeli 2.156 ton atau naik sedikit dari awal Juni yang masih 2.135 ton. Sedangkan Padang Sidempuan mengalami pertambahan pembelian menjadi 863 ton dari 839 ton sebelumnya. Sementara Subdivre Bulog Siantar,Kisaran dan kantor kecil Divre Rantau Prapat masih stagnan di angka 27, 25 dan 23 ton. Sehingga total pembelian yang dilakukan ke Petani pascapanen mencapai 3.095 ton.
Untuk tetap bisa membeli beras petani, Bulog Sumut memang sudah meminta Sub Divre melakukan aksi 'jemput bola' ke daerah-daerah sentra produksi. Meski pembelian masih jauh di bawah target, stok beras hingga pekan ini cukup aman berada pada angka 72 ribu ton. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room mengatakan, produksi padi di Sumut hingga Mei 2012 sudah mencapai 1,742 juta ton atau 46,27 persen dari target tahun ini sebesar 3,765 juta ton.
”Sejauh ini belum ada laporan serius tentang gangguan panen padi di Sumut dan itu membuat kami optimistis, target produksi tahun ini bisa tercapai,” tutur M.Room.
Menurut M.Room, untuk mencapai target bahkan bisa melebihi, Pemerintah Provinsi Sumut melakukan berbagai upaya peningkatan produksi, dari mulai pembagian benih gratis, penambahan luas tanam, perbaikan irigasi hingga mengawal ketat tanaman padi, sejak mulai musim tanam hingga panen. Pengawalan tanam dan panen padi, menurut dia, sangat penting dilakukan, mengingat cuaca yang masih tidak menentu dan bisa mengganggu tanaman.
Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini menambahkan, hingga Mei, luas tanam padi sudah mencapai 242.461 hektare (ha) dari target 830.033 ha. Sementara luasan panen sudah 366.475 ha dari target 785.350 ha.
”Mudah-mudahan target produksi bisa dicapai, apalagi tahun ini produktivitas diharapkan bisa mencapai 47,95 kuintal/ha,”katanya. Sentra produksi padi paling besar di Sumut masih di Simalungun, Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai.
”Tambahan Rp300/kg itu merupakan insentif yang diizinkan pemerintah untuk wilayah Sumut. Jadi ditambah HPP (harga pembelian pemerintah) untuk beras yang sebesar Rp6.600/kg, Bulogbisamembeli beras petani seharga Rp6.900/ kg,” ujar Humas Bulog Sumut, Rusli di Medan, kemarin.
Menurut Rusli, penambahan harga beli yang mulai berlaku sejak Juni 2012 itu, diharapkan bisa meningkatkan minat petani menjual beras mereka ke Bulog di tengah menipisnya produksi, setelah masa panen berakhir.
Bulog,lanjutnya, berharap bisa membeli beras petani sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pengadaan atau stok di wilayah Sumut. Tahun ini, Bulog mendapat target pembelian beras sebanyak 30 ribu ton. “Dengan sudah habisnya masa panen besar, pembelian beras ke petani semakin sulit,”kata dia. Dia memberi contoh, dari beberapa kantor sub divisi regioal (divre) Bulog, hanya Sub Divre Medan dan Padang Sidempuan yang terus bisa meningkatkan pembelian.
Subdivre Medan hingga mendekati pertengahan Juni ini, sudah membeli 2.156 ton atau naik sedikit dari awal Juni yang masih 2.135 ton. Sedangkan Padang Sidempuan mengalami pertambahan pembelian menjadi 863 ton dari 839 ton sebelumnya. Sementara Subdivre Bulog Siantar,Kisaran dan kantor kecil Divre Rantau Prapat masih stagnan di angka 27, 25 dan 23 ton. Sehingga total pembelian yang dilakukan ke Petani pascapanen mencapai 3.095 ton.
Untuk tetap bisa membeli beras petani, Bulog Sumut memang sudah meminta Sub Divre melakukan aksi 'jemput bola' ke daerah-daerah sentra produksi. Meski pembelian masih jauh di bawah target, stok beras hingga pekan ini cukup aman berada pada angka 72 ribu ton. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room mengatakan, produksi padi di Sumut hingga Mei 2012 sudah mencapai 1,742 juta ton atau 46,27 persen dari target tahun ini sebesar 3,765 juta ton.
”Sejauh ini belum ada laporan serius tentang gangguan panen padi di Sumut dan itu membuat kami optimistis, target produksi tahun ini bisa tercapai,” tutur M.Room.
Menurut M.Room, untuk mencapai target bahkan bisa melebihi, Pemerintah Provinsi Sumut melakukan berbagai upaya peningkatan produksi, dari mulai pembagian benih gratis, penambahan luas tanam, perbaikan irigasi hingga mengawal ketat tanaman padi, sejak mulai musim tanam hingga panen. Pengawalan tanam dan panen padi, menurut dia, sangat penting dilakukan, mengingat cuaca yang masih tidak menentu dan bisa mengganggu tanaman.
Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini menambahkan, hingga Mei, luas tanam padi sudah mencapai 242.461 hektare (ha) dari target 830.033 ha. Sementara luasan panen sudah 366.475 ha dari target 785.350 ha.
”Mudah-mudahan target produksi bisa dicapai, apalagi tahun ini produktivitas diharapkan bisa mencapai 47,95 kuintal/ha,”katanya. Sentra produksi padi paling besar di Sumut masih di Simalungun, Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai.
()