Pemodal besar borong stan Pasar Turi Baru
A
A
A
Sindonews.com – Pedagang lama Pasar Turi harus secepatnya mendaftarkan diri untuk ikut pengundian stan di Pasar Turi baru. Sebab, kalau pedagang lama tak segera mendaftar, maka stan yang ada di Pasar Turi baru akan dimonopoli para pemodal besar.
Selama proses pendaftaran stan ini, para pemodal besar banyak melakukan monopoli dengan pembelian stan secara besar-besaran. Tak
tanggung-tanggung, satu orang saja membeli 300 stan di Pasar Turi baru.
“Memang ada yang sampai beli 300 stan di Pasar Turi baru. Mereka memang punya uang yang besar,” ujar salah satu pedagang lama Pasar Turi Jayadi Ali Shadikin, Kamis (14/6/2012).
Pedagang elektronik itu melanjutkan, Pasar Turi baru memang menjadi ladang basah yang sangat potensial di masa depan. Makanya orang yang memiliki uang banyak berani membeli ratusan stan untuk investasi.
Sementara bagi pedagang lama yang tak memiliki modal terus terpuruk. Kondisi yang berbanding terbalik itu tentunya tak menguntungkan bagi pedagang lama Pasar Turi.
“Bantuan modal dari pemerintah bisa melegakan kami. Jadi waktu yang tersisa ini harus bisa dimanfaatkan betul. Jangan sampai pedagang lama tak kebagian stan,” katanya.
Wakil Ketua Ketua Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPP)H Rasyid menuturkan, tadi siang (kemarin) pihaknya ditelepon langsung ajudan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menyerahkan data pedagang lama Pasar Turi. Tapi, pihaknya belum siap menyerahkan karena waktunya hanya dua hari untuk mencatat semua pedagang.
“Padahal pedagang ada yang di luar kota. Makanya yang didata hanya pedagang yang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) ada sekitar 175 pedagang,” katanya.
Hari ini, katanya, data itu akan diserahkan ke wali kota. Pedagang yang didata itu tak hanya pedagang yang tak mampu saja. Hanya saja pedagang ini belum siap membayar uang pendaftaran Rp5 juta untuk biaya pendaftaran stan.
“Uang Rp5 juta itu bisa dibuat modal kerja. Jadi uang harus terus diputar untuk menyambung hidup,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, bantuan kredit hanya diberikan ke kelompok pedagang lain. Pihaknya juga ingin mendapatkan kucuran dana itu. Makanya tak ada kesempatan untuk mengakses bantuan kredit itu. “Kami jelas berminat untuk kucuran kredit itu,” katanya.
Jumlah stan di Pasar Turi baru sendiri ada sekitar 3.780. Ribuan stan itu akan diperuntukan bagi pedagang lama dan pedagang baru dengan perbedaan harga stan. Selisih harga stan antara pedagang lama dan pedagang baru sekitar Rp20-30 juta untuk tiap meternya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Maju Bersama Mat Usin Rowafi menuturkan, pihaknya siap menerima pedagang Pasar Turi lainnya untuk menjadi anggota koperasi. Dengan kesempatan itu, pedagang bisa memperoleh kredit.
“Namun kalau untuk mendapatkan kredit, tentu kami tak bisa memutuskan, sebab, 87 orang yang mendapatkan kredit ini atas rekomendasi wali kota,” tegasnya,
Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono mengatakan, pemberian kredit tersebut diberikan kepada 87 pedagang karena dinilai tidak mampu secara finansial sejak terbakarnya Pasar Turi lima tahun silam.
“Kita sudah melakukan survei kepada 87 pedagang Pasar Turi itu. Hasil survei menunjukkan memang mereka tidak mampu secara finansial setelah Pasar Turi terbakar,” katanya.
Menurut dia, wali kota Surabaya telah berupaya mendatangi Kementerian Koperasi agar diberikan bantuan kredit kepada para pedagang yang mengalami kesusahan. Adapun mekanisme pencairan dana tersebut dari Kementerian melalui BPR Jatim dan disalurkan melalui Koperasi Maju Bersama yang dikelola pedagang setempat.
Saat ditanya soal laporan masih adanya 800 pedagang lain yang belum ikut mendaftar karena tidak memiliki dana, Hadi mengatakan belum mengetahui. Namun tidak menutup kemungkinan mereka akan dapat kredit tapi dilakukan survei terlebih dahulu.
Selama proses pendaftaran stan ini, para pemodal besar banyak melakukan monopoli dengan pembelian stan secara besar-besaran. Tak
tanggung-tanggung, satu orang saja membeli 300 stan di Pasar Turi baru.
“Memang ada yang sampai beli 300 stan di Pasar Turi baru. Mereka memang punya uang yang besar,” ujar salah satu pedagang lama Pasar Turi Jayadi Ali Shadikin, Kamis (14/6/2012).
Pedagang elektronik itu melanjutkan, Pasar Turi baru memang menjadi ladang basah yang sangat potensial di masa depan. Makanya orang yang memiliki uang banyak berani membeli ratusan stan untuk investasi.
Sementara bagi pedagang lama yang tak memiliki modal terus terpuruk. Kondisi yang berbanding terbalik itu tentunya tak menguntungkan bagi pedagang lama Pasar Turi.
“Bantuan modal dari pemerintah bisa melegakan kami. Jadi waktu yang tersisa ini harus bisa dimanfaatkan betul. Jangan sampai pedagang lama tak kebagian stan,” katanya.
Wakil Ketua Ketua Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPP)H Rasyid menuturkan, tadi siang (kemarin) pihaknya ditelepon langsung ajudan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menyerahkan data pedagang lama Pasar Turi. Tapi, pihaknya belum siap menyerahkan karena waktunya hanya dua hari untuk mencatat semua pedagang.
“Padahal pedagang ada yang di luar kota. Makanya yang didata hanya pedagang yang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) ada sekitar 175 pedagang,” katanya.
Hari ini, katanya, data itu akan diserahkan ke wali kota. Pedagang yang didata itu tak hanya pedagang yang tak mampu saja. Hanya saja pedagang ini belum siap membayar uang pendaftaran Rp5 juta untuk biaya pendaftaran stan.
“Uang Rp5 juta itu bisa dibuat modal kerja. Jadi uang harus terus diputar untuk menyambung hidup,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, bantuan kredit hanya diberikan ke kelompok pedagang lain. Pihaknya juga ingin mendapatkan kucuran dana itu. Makanya tak ada kesempatan untuk mengakses bantuan kredit itu. “Kami jelas berminat untuk kucuran kredit itu,” katanya.
Jumlah stan di Pasar Turi baru sendiri ada sekitar 3.780. Ribuan stan itu akan diperuntukan bagi pedagang lama dan pedagang baru dengan perbedaan harga stan. Selisih harga stan antara pedagang lama dan pedagang baru sekitar Rp20-30 juta untuk tiap meternya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Maju Bersama Mat Usin Rowafi menuturkan, pihaknya siap menerima pedagang Pasar Turi lainnya untuk menjadi anggota koperasi. Dengan kesempatan itu, pedagang bisa memperoleh kredit.
“Namun kalau untuk mendapatkan kredit, tentu kami tak bisa memutuskan, sebab, 87 orang yang mendapatkan kredit ini atas rekomendasi wali kota,” tegasnya,
Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono mengatakan, pemberian kredit tersebut diberikan kepada 87 pedagang karena dinilai tidak mampu secara finansial sejak terbakarnya Pasar Turi lima tahun silam.
“Kita sudah melakukan survei kepada 87 pedagang Pasar Turi itu. Hasil survei menunjukkan memang mereka tidak mampu secara finansial setelah Pasar Turi terbakar,” katanya.
Menurut dia, wali kota Surabaya telah berupaya mendatangi Kementerian Koperasi agar diberikan bantuan kredit kepada para pedagang yang mengalami kesusahan. Adapun mekanisme pencairan dana tersebut dari Kementerian melalui BPR Jatim dan disalurkan melalui Koperasi Maju Bersama yang dikelola pedagang setempat.
Saat ditanya soal laporan masih adanya 800 pedagang lain yang belum ikut mendaftar karena tidak memiliki dana, Hadi mengatakan belum mengetahui. Namun tidak menutup kemungkinan mereka akan dapat kredit tapi dilakukan survei terlebih dahulu.
()