Saatnya melirik saham CPO
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah sentimen positif bakal mendongkrak harga CPO. AALI dan SMAR dinilai paling siap memanfaatkan momentum ini. Harga minyak sawit (crude palm oil atau CPO) diprediksi akan kembali menggeliat hingga akhir tahun.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan, harga CPO akan menguat dari MYR (Ringgit Malaysia) 2.800 saat ini menjadi MYR 3.000 per ton. Potensi penguatan harga ini tak lepas dari kembali meningkatnya permintaan minyak sawit dari India dan China.
Selain itu, harga minyak nabati (minyak kedelai, jagung, dan bunga matari) yang menjadi pesaing utama CPO sedang tinggi akibat produksinya menurun. Hal ini membuat selisih harga CPO dan minyak nabati semakin lebar, yakni sekitar USD 150 per metrik ton. Harga CPO diperkirakan akan terus melambung karena Juli depan seluruh umat Islam di dunia akan meunaikan ibadah puasa.
Makanya wajar bila Susanto, Ketua Bidang Pemasaran dan promosi Gapki, sangat optimis bahwa semester II-2012 akan menjadi titik balik pemulihan CPO. “Selama semester I harga CPO cenderung melemah akibat imbas krisis Eropa,” katanya. Perhitungan Susanto, mulai Juli depan permintaan dan harga CPO aka meningkat hingga akhir 2012.
Purwoko Sartono, analis dari Panin Securities, mengatakan meningkatnya permintaan dan harga akan memberikan kontribusi signifikan bagi emiten CPO. Nah, emiten yang paling diuntungkan oleh kondisi ini adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). Kedua emiten ini dinilai paling siap untuk meningkatkan volume produksinya.
Kemarin, Rabu 20 Juni 2012, saham AALI, misalnya, ditransaksikan di harga Rp21.300 atau menguat 2,90 persen dibandingkan Selasa kemarin. Sementara SMAR masih tak beranjak dari Rp6.400. Susanto menilai, fundamental SMAR masih sukup bagus meski ada persoalan kontrak dengan Unilever.
()