Pemberlakuan DHE bakal stabilkan nilai valas
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktor Jenderal Bea Cukai Susiwijono menuturkan, pemberlakuan Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke bank dalam negeri sangat penting. Apalagi ketika ketidakseimbangan perdagangan yang terjadi saat ini.
Hal itu dikarenakan, akan berkaitan dengan stabilisasi valas kedepan. Dirinya optimis, pada tanggal 2 Juli 2012, realisasi DHE akan dapat terlaksana.
"Karena dengan situasi global saat ini DHE ini segalanya. Karena betul-betul fresh valas yang harus kita tarik untuk stabilisasi valas kita. Saya kira cadangan devisa saja walaupun cukup tinggi kita sangat butuh sekali DHE," ungkapnya kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Selain persiapan yang sudah dilaksanakan oleh Bank Indonesia, Susi mengakui masih ada beberapa kendala, diantaranya adalah persoalan monitoring. Sekarang, menurutnya Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) harus ada laporan karena sudah ada National Single Window (NSW).
"PEB kan ada disitu itu kan nanti tinggal by electronik saja, sekarang yang kita coba jajaki itu, sekarang masih cara-cara konvesional, tapi data-data sudah ada tinggal kita automasikan sama-sama," jelasnya.
Sedangkan dari sisi perbankan, menurut Susi, juga sudah sangat siap. Hal tersebut dipastikan, mengingat cara ini akan sangat menguntungkan perbankan. "Siap kok mereka. Karena mereka dapat gelontoran uang, kalau mereka pasti nunggu-nunggu itu," pungkasnya.
Hal itu dikarenakan, akan berkaitan dengan stabilisasi valas kedepan. Dirinya optimis, pada tanggal 2 Juli 2012, realisasi DHE akan dapat terlaksana.
"Karena dengan situasi global saat ini DHE ini segalanya. Karena betul-betul fresh valas yang harus kita tarik untuk stabilisasi valas kita. Saya kira cadangan devisa saja walaupun cukup tinggi kita sangat butuh sekali DHE," ungkapnya kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Selain persiapan yang sudah dilaksanakan oleh Bank Indonesia, Susi mengakui masih ada beberapa kendala, diantaranya adalah persoalan monitoring. Sekarang, menurutnya Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) harus ada laporan karena sudah ada National Single Window (NSW).
"PEB kan ada disitu itu kan nanti tinggal by electronik saja, sekarang yang kita coba jajaki itu, sekarang masih cara-cara konvesional, tapi data-data sudah ada tinggal kita automasikan sama-sama," jelasnya.
Sedangkan dari sisi perbankan, menurut Susi, juga sudah sangat siap. Hal tersebut dipastikan, mengingat cara ini akan sangat menguntungkan perbankan. "Siap kok mereka. Karena mereka dapat gelontoran uang, kalau mereka pasti nunggu-nunggu itu," pungkasnya.
()