BNI salurkan kredit Rp5 triliun
A
A
A
Sindonews.com – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah menyalurkan kredit korporasi mencapai lebih dari Rp5 triliun hingga semester 1/2012, dari total pipeline tahun ini Rp10 triliun.
Direktur Business Banking BNI Khrisna Suparto mengatakan, penyaluran kredit korporasi ini banyak disalurkan ke delapan sektor unggulan BNI seperti konstruksi, telekomunikasi, kelistrikan, transportasi, perdagangan, maupun agrobisnis. “Hampir semua mendekati target kita,”ujarnya usai Breakfast Meeting BNI: Eurozone Economics Impact on Indonesia, di Jakarta, kemarin.
Khrisna belum bisa menyampaikan detail pertumbuhan kredit selama semester pertama tapi pertumbuhan kredit masih positif.Meski eksposur kredit ke Eropa hampir tidak ada, Khrisna menyatakan bahwa perseroan membiayai dan mendukung perusahaan Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri.
“Tahun 2008 masih ada, tapi sekarang hampir tidak ada. Rata-rata kita bring Indonesia to the world. Perusahaan yang mulai keluar kita biayai. Masih kecil,kurang lebih USD20 juta pembiayaan yang kita lakukan,”ujarnya.
Di tempat sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad mengatakan, kondisi perbankan nasional masih sangat baik meski situasi ekonomi Eropa masih buruk. Hasil stress testrutin dari BI menunjukkan, daya tahan perbankan masih resilient meski ada shock sangat besar. Salah satu yang bisa dijadikan patokan,lanjut Muliaman, adalah jumlah eksposur perbankan Indonesia ke Eropa yang sangat kecil.
Dari sekitar Rp150 triliun eksposur perbankan ke Amerika Serikat dan Eropa, BI mencatat eksposur ke Eropa tidak sampai setengahnya.“Bentuknya surat-surat berharga, trade finance,dan lain-lain.Kalau ada yang salah pada ekonomi global, perbankan nasional masih kuat. CAR (rasio kecukupan modal),kualitas aset sama sekali tidak alami penurunan yang signifikan,”jelasnya.
Selain itu, dari sisi rasio kecukupan modal perbankan, per April 2012 juga membaik yang mengalami peningkatan menjadi 17,88 persen, dibanding posisi akhir Desember 2011 di level 16,05 persen akibat adanya peningkatan modal. Guna mendukung likuiditas valas di Tanah Air, BI telah aktif melaksanakan lelang term deposit (TD) valas.BI telah melakukan lelang yang ketiga pada Rabu 20 Juni 2012. Dari tiga kali lelang yang dilakukan selalu terjadi kelebihan permintaan.
Dari lelang yang dilakukan di kali ketiga, tercatat dengan target indikatif sebesar USD400 juta untuk tenor 7, 14 dan 31 hari,jumlah biddingyang masuk untuk seluruh tenor mencapai USD1,08 miliar atau kembali mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Direktur Eksekutif Perencanaan Strategis dan Humas Dody Budi Waluyo mengatakan, dari hasil lelang tersebut, BI menyerap sebesar USD595 juta dengan rincian,
untuk tenor tujuh hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang (RRT) sebesar 0,13000 persen sebanyak USD265 juta, tenor 14 hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang 0,15000 persen sebanyak USD195 juta,dan tenor 31 hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang 0,18815 persen sebanyak USD135 juta.
Direktur Business Banking BNI Khrisna Suparto mengatakan, penyaluran kredit korporasi ini banyak disalurkan ke delapan sektor unggulan BNI seperti konstruksi, telekomunikasi, kelistrikan, transportasi, perdagangan, maupun agrobisnis. “Hampir semua mendekati target kita,”ujarnya usai Breakfast Meeting BNI: Eurozone Economics Impact on Indonesia, di Jakarta, kemarin.
Khrisna belum bisa menyampaikan detail pertumbuhan kredit selama semester pertama tapi pertumbuhan kredit masih positif.Meski eksposur kredit ke Eropa hampir tidak ada, Khrisna menyatakan bahwa perseroan membiayai dan mendukung perusahaan Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri.
“Tahun 2008 masih ada, tapi sekarang hampir tidak ada. Rata-rata kita bring Indonesia to the world. Perusahaan yang mulai keluar kita biayai. Masih kecil,kurang lebih USD20 juta pembiayaan yang kita lakukan,”ujarnya.
Di tempat sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad mengatakan, kondisi perbankan nasional masih sangat baik meski situasi ekonomi Eropa masih buruk. Hasil stress testrutin dari BI menunjukkan, daya tahan perbankan masih resilient meski ada shock sangat besar. Salah satu yang bisa dijadikan patokan,lanjut Muliaman, adalah jumlah eksposur perbankan Indonesia ke Eropa yang sangat kecil.
Dari sekitar Rp150 triliun eksposur perbankan ke Amerika Serikat dan Eropa, BI mencatat eksposur ke Eropa tidak sampai setengahnya.“Bentuknya surat-surat berharga, trade finance,dan lain-lain.Kalau ada yang salah pada ekonomi global, perbankan nasional masih kuat. CAR (rasio kecukupan modal),kualitas aset sama sekali tidak alami penurunan yang signifikan,”jelasnya.
Selain itu, dari sisi rasio kecukupan modal perbankan, per April 2012 juga membaik yang mengalami peningkatan menjadi 17,88 persen, dibanding posisi akhir Desember 2011 di level 16,05 persen akibat adanya peningkatan modal. Guna mendukung likuiditas valas di Tanah Air, BI telah aktif melaksanakan lelang term deposit (TD) valas.BI telah melakukan lelang yang ketiga pada Rabu 20 Juni 2012. Dari tiga kali lelang yang dilakukan selalu terjadi kelebihan permintaan.
Dari lelang yang dilakukan di kali ketiga, tercatat dengan target indikatif sebesar USD400 juta untuk tenor 7, 14 dan 31 hari,jumlah biddingyang masuk untuk seluruh tenor mencapai USD1,08 miliar atau kembali mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Direktur Eksekutif Perencanaan Strategis dan Humas Dody Budi Waluyo mengatakan, dari hasil lelang tersebut, BI menyerap sebesar USD595 juta dengan rincian,
untuk tenor tujuh hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang (RRT) sebesar 0,13000 persen sebanyak USD265 juta, tenor 14 hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang 0,15000 persen sebanyak USD195 juta,dan tenor 31 hari dengan suku bunga rata-rata tertimbang 0,18815 persen sebanyak USD135 juta.
()