Usulan pembiayaan infrastruktur diterima

Sabtu, 23 Juni 2012 - 11:00 WIB
Usulan pembiayaan infrastruktur...
Usulan pembiayaan infrastruktur diterima
A A A


Sindonews.com - Pemimpin G-20 menerima usulan Indonesia agar memberikan perhatian lebih serius kepada tantangan pembiayaan infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Usulan tersebut disampaikan Indonesia dalam KTT G-20 di Los Cabos, Meksiko 18-19 Juni lalu. Pembiayaan tersebut diharapkan tidak hanya mendukung program pembangunan yang tertuang dalam Millennium Development Goals, tapi juga untuk mengurangi ketidakseimbangan global.
Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengungkapkan, peningkatan pembiayaan infrastruktur merupakan sebuah keharusan bagi negara berkembang, terutama Indonesia.

Jaringan infrastruktur bisa memberikan multiefek bagi sektor lain. Latif menjelaskan kaitan ke depan (forward linkage) investasi infrastruktur bagi sektor lain sebesar 1,3%.

“Artinya tiap investasi 1% di infrastruktur akan mampu mendorong atau menstimulasi pertumbuhan di sektor hilirnya sampai 1,3%. Infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi itu sangat strategis dalam menstimulasi pertumbuhan di sektor hulu dan hilirnya,” tutur Latif, saat dihubungi SINDO, kemarin.

Latif menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak maksimal salah satunya disebabkan minimnya anggaran infrastruktur. Anggaran infrastruktur Indonesia saat ini hanya 2,1% dari total produk domestik bruto (PDB), padahal rasio idealnya 5%. “Kalau anggaran infrastruktur kita 5% dari PDB boleh jadi PDB kita akan tumbuh di atas 7%,” ujarnya.

Lebih lanjut, Latif menuturkan koefisien korelasi antara kenaikan anggaran infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi masih sangat kecil.Di China, Latif mencontohkan, koefisien korelasi kenaikan anggaran infrastrukturnya mencapai 0,33%, sementara di India 0,24%.

Artinya, setiap kali China menaikkan anggaran infrastruktur sebesar 1%, pertumbuhan ekonomi bisa distimulasi sebesar 0,33%. Sementara setiap kali India menaikkan anggaran infrastruktur 1%, mereka bisa menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,24%. “Kalau di Indonesia koefisien korelasinya baru 0,17%,” imbuhnya.

Pentingnya peningkatan pembiayaan infrastruktur tersebut juga disampaikan Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti. Dia mengatakan, peningkatan pembiayaan infrastruktur sangat penting, terutama dalam mendukung keberlanjutan ekonomi domestik. Tanpa infrastruktur yang memadai, ekonomi domestik tidak akan tumbuh maksimal.

Sebagai catatan, dalam rapat Panitia Kerja (Panja) Asumsi Makro APBN 2013,pemerintah dan DPR telah menetapkan sejumlah target di bidang pembangunan infrastruktur. Selain infrastruktur pendukung konektivitas, tahun depan pemerintah akan memfokuskan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia timur serta memperbanyak jumlah bandara, pembangkit listrik, serta pelabuhan. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0674 seconds (0.1#10.140)