Di bursa, api masih menyala

Senin, 25 Juni 2012 - 07:54 WIB
Di bursa, api masih menyala
Di bursa, api masih menyala
A A A


Sindonews.com - Sejumlah sentimen negatif masih akan menyelimuti bursa saham. Untuk amannya, beli saham untuk jangka menengah–panjang.

Terlalu banyak kata yang bisa dipakai untuk menggambarkan isi benak para pelaku pasar. Sedih, merasa terpukul, kecewa, dan masih banyak lagi. Pada intinya, perkembangan yang terjadi di pasar modal sepekan kemarin membuat para investor tak bisa berkata apa-apa. Kemenangan partai pro bailout yang bertiup dari Yunani ternyata hanya membuat pasar sejuk sesaat.

Namun demikian, kita masih patut bersyukur. Soalnya, selama sepekan kemarin indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mencatat kenaikan 1,87 persen. Dow Jones Industrial Average (DJI) juga mempertontonkan kinerja yang lumayan. Pekan lalu, salah satu indeks yang menjadi patokan bursa dunia itu menguat 0,53 persen.

Itu lantaran Moody’s Investor Service memangkas utang Morgan Stanley hanya dua level. Padahal, sebelumnya, para investor sudah menduga peringkat utang Morgan akan dibabat hingga tiga tingkat. Makanya, kabar buruk itu berubah menjadi kabar baik bagi bagi pasar. Dengan kata lain, pemotongan peringkat oleh Moody’s malah menjadi sentimen positif bagi pasar.

Tapi jangan gembira dulu wahai para investor. Soalnya, selain Morgan Stanley, Moody’s juga mencukur habis peringkat 14 bank besar di Amerika lainnya. Yang paling parah, pemangkasan surat utang Citigroup Inc dan Bank of Amerika menjadi Baa2 atau hanya dua tingkat di atas kelas sampah. Moddy’s pun harus memberikan outlook negatif terhadap dua bank tersebut.

Tak hanya Moody’s, ancaman serupa juga ditebar oleh Fitch Rating. Lembaga pemeringkat utang ini terus memelototi perkembangan yang terjadi di negara-negara Eropa. Mulai dari Yunani hingga perbankan Spanyol. “Inilah yang akan mempengaruhi perkembangan saham sepekan ke depan,” kata Kepala Riset Valbury Asia Securities, Alfiansyah.

Cukup? Ternyata belum. Dari kawasan Asia, pasar tengah menunggu langkah yang akan diayunkan oleh pemerintah Cina. Terakhir, negeri panda ini menurunkan giro wajib minimum (GWM) bank. Kebijakan dari pelonggaran moneter ini bertujuan agar investasi asing bisa masuk ke Cina. Jelas, ini akan berimbas negatif untuk kawasan Asia lainnya, termasuk Indonesia.

Segala kemungkinan bisa terjadi

Nah, sejumlah sentimen eksternal tadi bakal membuat indeks saham terus 'ajrut-ajrutan' dengan kecenderungan menurun. Alfiansyah memprediksi, pekan ini IHSG akan bergerak di kisaran 3.802–3.979. Sebuah rentang proyeksi yang sangat lebar. “Soalnya penyelesaian krisis Eropa masih cukup lama. Sedang di dalam negeri tak ada sentimen positif,” kata Alfiansyah.

Untuk menyikapi kondisi yang tidak jelas ini, rekomendasi yang disodorkan sejumlah analis belum berubah banyak dari pekan lalu. Mereka masih menyarankan investor untuk fokus pada saham emiten yang fokus pada pasar dalam negeri. Di sektor consumer goods, para analis menyodorkan INDF, MYOR, dan ICBP. Selain memiliki fundamental yang kuat, penjualan ketiga emiten tersebut dipastikan bakal meningkat pesat di bulan puasa (dan idul fitri), yang akan dimulai pertengahan Juli depan.

Sektor infrastruktur juga dinilai masih cukup menarik. Di sektor ini, para analis menyodorkan JSMR dan WIKA. Sementara di sektor otomotif, rekomendasinya adalah ASII. Sedang di sektor perkebunan muncul dua nama, yakni AALI dan LSIP. “Lakukan pola trading dan beli di saat harganya melemah,” kata Alfiansyah.

Saran serupa datang dari dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Ukie Jaya Mahendra. “Saya sarankan investor untuk tetap berani beli saham-saham bagus untuk jangka menengah–panjang. Jangan terlalu memperhatikan daily trading,” kata Ukie.

Untuk INDF, menurut Ukie, layak dikoleksi saat harganya sudah menciut ke Rp5.000. Sementara ASII layak dibeli selama harganya berada di bawah Rp7.000 dengan target resistance di Rp7.500. Ada pun JSMR dibeli di bawah Rp5.400 dengan target Rp5.700. “Saya rekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut dengan pola buy on weakness,” kata Ukie.

Soal pergerakan indeks sepekan ke depan, Ukie memasang rentang 3.774–3.944. Ini menunjukan bahwa kemungkinan baik maupun buruk bisa terjadi di minggu ini. Jadi, tetap waspada. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6158 seconds (0.1#10.140)