Pinjaman modal ke BPR menurun
A
A
A
Sindonews.com - Pinjaman modal dari bank lain yang diterima Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sulsel, April tahun ini mengalami penurunan dari Rp6 miliar di akhir Desember tahun lalu menjadi Rp4,2 miliar. Bahkan dari bulan sebelumnya, pinjaman yang diterima BPR juga turun dari Rp4,9 miliar.
“Penurunan pinjaman yang diterima BPR disebabkan meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Per April tahun ini DPK BPR di Sulsel jadi Rp633 miliar naik dari bulan sebelumnya yang hanya Rp587 miliar,” ujar Peneliti Madya Senior Bank Indonesia (BI) Regional Sulawesi Ambon dan Papua, Gusti Rizal Eka.
Kondisi antarbank pasiva untuk BPR di Sulsel mengalami peningkatan signifikan, dari Rp181 miliar di posisi Maret 2012 menjadi Rp223 miliar pada April. Tabungan dan deposito juga tumbuh sehat dengan pencapaian tertinggi pada deposito yang mencatat angka Rp290 miliar. Data BI juga memperlihatkan adanya pertumbuhan penyaluran kredit dari Rp546 miliar di akhir Desember tahun lalu menjadi Rp650 miliar, atau naik 10 persen dari bulan sebelumnya yang hanya Rp602 miliar.
Kondisi ini didukung pula dengan pertumbuhan aset yang sehat. Rasio kredit bermasalah (NPL) pada BPR di Sulsel juga cukup rendah hanya 2,34 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,68 persen dan masih jauh terpaut dari ketetapan BI soal NPL ambang batas 5 persen. Itu menandakan masyarakat kian percaya dengan BPR.
Direktur Umum BPR Hasamitra Makassar I Nyoman Suparta mengatakan, pertumbuhan BPR di Sulsel sudah sejalan dengan harapan para bankir. Walau demikian, pertumbuhan yang ada saat ini masih jauh tertinggal dengan BPR yang ada di Pulau Jawa.
“Kita akan terus mengembangkan BPR di Sulsel. Kalau dari Hasamitra sendiri, akan terus berinovasi untuk memberi pelayanan memuaskan kepada nasabah. Salah satunya dengan menghadirkan ATM (automatic teller machine), tetapi masih terkendala oleh regulasi BI,” kata dia.
BPR Hasamitra merupakan BPR besar di Makassar. Dari 2005 lalu DPK-nya hanya Rp5,3 miliar kini tumbuh menjadi Rp283 miliar. (bro)
()