Kinerja kilang positif

Rabu, 27 Juni 2012 - 10:02 WIB
Kinerja kilang positif
Kinerja kilang positif
A A A


Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) selama Januari–April 2012 mengolah minyak mentah (crude) domestik sebanyak 69,1 juta barel. Volume itu 2,21% lebih tinggi dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 67,6 juta barel.

Sebaliknya, selama periode yang sama kilang Pertamina mengolah minyak mentah impor sebesar 31,8 juta barel atau 10,42% lebih rendah dibandingkan rencana 35,5 juta barel.

“Untuk crude domestik, angka realisasi yang lebih tinggi dibandingkan rencana berarti lebih baik, sementara kalau impor lebih rendah, itu lebih baik,” jelas Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto di Jakarta kemarin.

Selama periode Januari–April 2012, lanjut dia, kilang Pertamina memproduksi BBM sebanyak 71,63 juta barel yang terdiri dari premium 21,3 juta barel,minyak tanah 4,4 juta barel, solar 39,88 juta barel, dan avtur 6,05 juta barel.

Adapun, nilai imbal hasil (yield) produksi BBM mencapai 70% dari asupan (intake) minyak mentah dengan produksi terbesar berupa solar. Sementara, produksi bahan bakar khusus seperti pertamax dan pertamax plus mencapai 102% dan non- BBM 94%. “Secara keseluruhan, kinerja pengolahan selama Januari– April 2012 menunjukkan hasil yang cukup baik,” tandas Chrisna.

Terlepas dari itu, Chrisna menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan upaya optimalisasi dengan memperbanyak pengolahan minyak mentah domestik yang murah dan jenis light sour yang sesuai batasan operasi kilang. Optimalisasi lain adalah proses pengadaan minyak mentah yang dilakukan sesuai dengan best practises.

Melalui upaya itu, jelas dia, akan tercapai pengurangan biaya pengadaan minyak mentah (crude cost reduction) kumulatif hingga April sebesar USD60,38 juta (sekitar Rp543 miliar). “Itu setara dengan bussiness impact sebesar USD31,2 juta,” katanya.

Pertamina tercatat memiliki enam unit kilang dengan total kapasitas desain sebesar 1,031 juta barel per hari. Keenam kilang itu adalah Dumai dengan kapasitas 170.000 barel per hari, Musi 118.000 barel per hari, Balongan 125.000 barel per hari, Cilacap 348.000 barel per hari, Balikpapan 260.000 barel per hari, dan Kasim 10.000 barel per hari. BUMN migas ini berencana membangun dua lagi kilang yang masing-masing berkapasitas 300.000 barel per hari dengan target operasi tahun 2018.

Terkait dengan itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, pemerintah mesti mendukung sungguh-sungguh pembangunan kilang baru untuk ketahanan energi nasional. Dia menilai, selama ini pemerintah hanya berwacana dan tidak serius dalam upaya pembangunan kilang.

Dia mengatakan, Indonesia terakhir membangun kilang pada 1994 yakni Kilang Balongan. Sementara, tingkat konsumsi BBM nasional tumbuh rata-rata 6–8% per tahun. Saat ini konsumsi BBM sudah mendekati 1,1 juta barel per hari. Sementara, kapasitas produksi BBM hanya 650.000 barel per hari atau terdapat defisit 40% setara 450.000 barel per hari. “Akibatnya, impor BBM menggerus devisa hingga USD26,5 miliar per tahun,” tuturnya.

Menurut dia, pilihan pembangunan kilang ada dua yakni pemerintah membangun sendiri dengan memakai dana pengalihan subsidi BBM atau memberikan jaminan insentif fiskal dan nonfiskal kepada investor yang tengah menjajaki kerja sama dengan Pertamina.

Seperti diketahui, calon investor dari Timur Tengah yakni Kuwait Petroleum International yang akan bekerja sama dengan Pertamina membangun kilang baru untuk proyek kilang Balongan II, Jawa Barat, dan Saudi Aramco untuk kilang Tuban, Jawa Timur, meminta sejumlah insentif. Pri Agung mengatakan,permintaan itu merupakan hal biasa. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)