Kobexindo turunkan target IPO

Sindonews.com - PT Kobexindo Tractors merevisi jumlah saham yang akan dilepas (initial public offering/IPO) dari 30 persen atau setara dengan 858 juta saham menjadi 12 persen atau 272,5 juta saham dari modal disetor setelah penawaran perdana.

Presiden Direktur PT Kobexindo Tractors Humas Soputro mengatakan, revisi target saham IPO lebih dipengaruhi oleh kondisi pasar global yang masih bergejolak.Hal ini bukan karena minimnya minat investor.

“Dilihat dari hasil roadshow perseroan, investor lokal maupun domestik sangat antusias dengan posisi Kobexindo saat ini,dengan catatan kinerja yang baik,dan sangat prospektif ke depannya,” katanya kemarin.

Menurut Humas, berkurangnya target saham IPO otomatis memangkas target perolehan dananya. Jika dari rencana awal pelepasan saham IPO hingga 30% bisa meraup dana sekitar Rp500 miliar,maka pascarevisi saham IPO menjadi 12%. Sehingga, dana perolehan hanya menjadi Rp109 miliar.Adapun, harga saham IPO dipatok sebesar Rp400 per saham.

“Dengan perolehan dana yang berkurang, alokasi dana IPO kita fokuskan untuk modal kerja 70% dan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar 30%. Untuk pembayaran utang kita tunda, karena itu rolloffer,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, capex senilai 30% dari hasil IPO atau senilai Rp30 miliar itu berkurang dari rencana awal yang sebesar Rp120 miliar. Pengurangan capex juga disesuaikan dengan target pendapatan perseroan.

“Jika sebelumnya pendapatan ditargetkan Rp2 triliun hingga akhir tahun, mungkin terkoreksi ke angka Rp1,6 triliun.Itu batas atas. Hingga Maret, pendapatan kita sudah tercatat Rp445 miliar,” katanya.

Kendati demikian, Humas menegaskan, revisi target saham tidak mengganggu target perolehan keuangan perseroan hingga akhir tahun nanti.

“Kendati saham IPO berkurang, kita optimistis bisa menjaga laba bersih tetap tumbuh di atas 50% hingga akhir tahun nanti,” paparnya.

Sementara terkait dengan kewajiban utang perseroan, Direktur Keuangan PT Kobexindo Tractors Martio mengungkapkan, saat ini Kobexindo mempunyai utang senilai USD10,5 juta, masing-masing sebesar USD3,5 juta di Bank Resona Perdana dan DBS senilai USD7 juta. (bro)