Indonesia Power target pendapatan Rp193 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Indonesia Power menargetkan pendapatan dari produksi listrik di Waduk Saguling sekitar 2.764 gigawatt-hour (GWh) atau setara Rp193 miliar pada tahun ini.
General Manager Indonesia Power Waduk Saguling Eri Prabowo menjelaskan, target produksi listrik sekitar 2.764 GWh sedikit terkoreksi dari pencapaian produksi pada 2011 sekitar 2.800 GWh.
“Faktor kuantitas, kualitas, dan sedimentasi air di Saguling menjadi penyebab utama penurunan target produksi listrik,” kata Eri di Kabupaten Bandung, Kamis 28 Juni 2012.
Menurut dia, produksi listrik Indonesia Power sangat tergantung pada debit air waduk tersebut, di mana air masuk ke waduk mengandalkan aliran Sungai Citarum.
Namun, kondisi dan sedimentasi Sungai Citarum cukup mengkhawatirkan. Akibatnya, air yang masuk ke waduk menyusut. Setiap harinya sekitar 4,2 kubik/ detik pasir masuk Saguling dan sampah sekitar 10 ton per hari di Cihampelas.
Padahal, pengelola Waduk Saguling harus memproduksi listrik kepada masyarakat, terutama untuk menjamin keterjangkauan harga listrik, di mana harga jual listrik dari PLTA sebesar Rp70 per kilowatt-hour (kWh).
Sementara harga listrik yang dihasilkan dari diesel sebesar Rp1.800 per kWh. Menurut Kabid Komunikasi Corporate Indonesia Power Luthfi Hani,menurunnya kualitas air Citarum menyebabkan daya tahan waduk delapan tahun lebih tua dari waktu yang direncanakan yaitu 50 tahun. Kondisi tersebut akan terus menyusut bila kualitas air Citarum semakin buruk.
“Limbah, sampah, dan sedimentasi tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi waduk, tapi juga meningkatkan biaya perawatan PLTA Saguling oleh Indonesia Power. Dalam satu tahun, biaya perawatan mencapai Rp70 miliar,” jelasnya.
Anggaran sebesar Rp5 miliar, di antaranya fokus untuk pemeliharaan waduk. Sisanya untuk pemeliharaan turbin, mesin pembangkit listrik, tenaga kerja, dan lainnya.
Tingginya pengeluaran Indonesia Power mengakibatkan pengurangan pendapatan perusahaan. “Kami harus merawat mesin dengan biaya mencapai Rp1 miliar per tahun. Kami pun menghadapi ancaman kerusakan mesin lebih awal dari kemampuan semestinya,” ucapnya. (bro)
()