Antisipasi kemarau, PDAM Sibolga buka tutup air
A
A
A
Sindonews.com – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sibolga terpaksa akan melakukan pola buka tutup (pengaturan jadwal) suplai air pada musim kemarau ini untuk mengantisipasi kekurangan air bagi pelanggan di daerah itu.
“Buka tutup dilakukan sesuai kecamatan dengan pola sistim jam. Artinya, berapa jam untuk kecamatan Sibolga Utara, Kecamatan Sibolga Kota, begitu juga dengan Kecamatan lainnya,” kata Kepala PDAM Tirta Nauli, L Purba, kemarin.
Menurutnya, pihaknya sampai sekarang belum melaksanakan penggiliran karena kebutuhan air masih mencukupi. Hal tersebut terjadi sejak supplay air dari pipa Lubuk Sihopik yang dihubungkan dengan Reservoir di pipa PDAM di lokasi pemancar TVRI beroperasi pada Mei 2012 lalu. Sejak reservoir berkapasitas 300M3 (meter kubik) itu beroperasi, kapasitas air PDAM pun bertambah sebanyak 20 liter per detik.
“Dengan pertambahan itu, diperkirakan, kesulitan air bagi pelanggan, khususnya pelanggan PDAM yang berdomisili di Kecamatan Sibolga Utara dapat teratasi,” ujarnya.
Purba mengakui, pada musim kemarau sebelumnya, PDAM Tirta Nauli sudah harus menyediakan mobil tangki PDAM penyuplai air untuk warga di kecamatan Sibolga Utara. Namun keadaan kali ini berbeda, sumber air dari Lubuk Sihopik yang dialirkan ke reservoir di lokasi TVRI Sibolga telah mampu memenuhi kebutuhan warga.
“Walau demikian, PDAM Tirta Nauli kedepan sedang berupaya untuk menambah reservoir pengolah, supaya dapat mengaliri air di dua kecamatan lain yaitu Sibolga Utara dan Sibolga Kota. Artinya bila reservoir di dua kecamatan tersebut sudah ada, air sudah tidak perlu lagi di suplai oleh mesin utama pengolahan air di Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Soalnya, kemampuan air Sarudik sebanyak 270K/detik pun berkurang drastis jika musim kemarau,” tukas L. Purba.
Salah seorang warga Simare–mare, Kecamatan Sibolga Utara, M. Silalahi,37, sebelumnya menyampaikan apresiasi atas kelancaran air PDAM yang terjadi kali ini di tengah–tengah berlangsungnya musim kemarau.
“Air cukup lancar mengalir dan tidak seperti pada tahun – tahun sebelumnya ketika kemarau melanda,” katanya.
Namun dia tidak memungkiri, PDAM sekarang ini sudah memberlakukan waktu hidup dan mati air pada waktu–waktu tertentu. Namun, pada prinsipnya, hal itu terjadwal dengan baik sehingga kebutuhan air tetap terpenuhi.
“Buka tutup dilakukan sesuai kecamatan dengan pola sistim jam. Artinya, berapa jam untuk kecamatan Sibolga Utara, Kecamatan Sibolga Kota, begitu juga dengan Kecamatan lainnya,” kata Kepala PDAM Tirta Nauli, L Purba, kemarin.
Menurutnya, pihaknya sampai sekarang belum melaksanakan penggiliran karena kebutuhan air masih mencukupi. Hal tersebut terjadi sejak supplay air dari pipa Lubuk Sihopik yang dihubungkan dengan Reservoir di pipa PDAM di lokasi pemancar TVRI beroperasi pada Mei 2012 lalu. Sejak reservoir berkapasitas 300M3 (meter kubik) itu beroperasi, kapasitas air PDAM pun bertambah sebanyak 20 liter per detik.
“Dengan pertambahan itu, diperkirakan, kesulitan air bagi pelanggan, khususnya pelanggan PDAM yang berdomisili di Kecamatan Sibolga Utara dapat teratasi,” ujarnya.
Purba mengakui, pada musim kemarau sebelumnya, PDAM Tirta Nauli sudah harus menyediakan mobil tangki PDAM penyuplai air untuk warga di kecamatan Sibolga Utara. Namun keadaan kali ini berbeda, sumber air dari Lubuk Sihopik yang dialirkan ke reservoir di lokasi TVRI Sibolga telah mampu memenuhi kebutuhan warga.
“Walau demikian, PDAM Tirta Nauli kedepan sedang berupaya untuk menambah reservoir pengolah, supaya dapat mengaliri air di dua kecamatan lain yaitu Sibolga Utara dan Sibolga Kota. Artinya bila reservoir di dua kecamatan tersebut sudah ada, air sudah tidak perlu lagi di suplai oleh mesin utama pengolahan air di Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Soalnya, kemampuan air Sarudik sebanyak 270K/detik pun berkurang drastis jika musim kemarau,” tukas L. Purba.
Salah seorang warga Simare–mare, Kecamatan Sibolga Utara, M. Silalahi,37, sebelumnya menyampaikan apresiasi atas kelancaran air PDAM yang terjadi kali ini di tengah–tengah berlangsungnya musim kemarau.
“Air cukup lancar mengalir dan tidak seperti pada tahun – tahun sebelumnya ketika kemarau melanda,” katanya.
Namun dia tidak memungkiri, PDAM sekarang ini sudah memberlakukan waktu hidup dan mati air pada waktu–waktu tertentu. Namun, pada prinsipnya, hal itu terjadwal dengan baik sehingga kebutuhan air tetap terpenuhi.
(and)