SPBU di Bali keluhkan pembatasan BBM solar

Senin, 30 Juli 2012 - 10:02 WIB
SPBU di Bali keluhkan pembatasan BBM solar
SPBU di Bali keluhkan pembatasan BBM solar
A A A
Sindonews.com - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bali mulai mengeluhkan pembatasan jatah BBM solar sebanyak 8 ton perhari.

Beberapa SPBU di sepanjang Jalan by pass Ida Bagus Mantra merasa kesulitan BBM sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap pelayanan konsumen. “Sebelumnya berapapun kami order selalu dilayani tetapi sekarang dijatah 8 ton per hari,” ujar pengawas SPBU 54-805.17, Agung Dirgantara kepada wartawan, Minggu 29 Juli 2012.

Pembatasan dilakukan, dalihnya untuk pemerataan. Sehingga mau tidak mau SPBU harus menerima kebijakan tersebut meski konsumen banyak tidak terlayani.

Meski diakui, sekarang ini masih lancar pasokan BBM-nya, namun harus diketahui saat ini banyak kendaraan butuh solar sehingga SPBU pasti kekurangan. Pasalnya, rata-rata kebutuhan solar perhari di SPBU bisa mencapai 10 hingga 30 ton.

Sejak 23 Juli lalu beberapa kali pasokan solar ngadat dan dari informasi pihak operator disebabkan akibat penerapan kebijakan pemerataan. Penjatahan juga mengakibatkan sering ada rentang waktu kekosongan solar yang seharinya rata-rata waktu kekosongan solar hingga 1,5 jam.

Hal tak jauh beda disampaikan pengawas SPBU 54-805.15, di Jalan Ida Bagus Mantra, I Wayan Mendra, sejak pembatasan solar pihaknya mengalami kesulitan pasokan. Anehnya, pengakuan berbeda disampailkan beberapa petugas seperti pada SPBU 54.805-11, Ketewel, justru mengatakan pasokan BBM lancar. Berapapun orderan pihak SPBU selalu dipenuhi.

Terhadap keluhan SPBU, pihak Pertamina lewat Sales Area Manager Bali-NTB, Iin Febrian, justru melihat masalah itu sebagai hal wajar. "Memang ada penjatahan solar, namun tak pada seluruh SPBU yang ada di Bali. Hanya beberapa saja kok," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu 29 Juli 2012.

Kebijakan pembatasan dimaksudkan sebagai bentuk pembinaan administratif pada setiap SPBU agar solar subsidi bisa tepat sasaran. Dia menepis anggapan bahwa kebijakan itu berkaitan dengan stok solar. Sebab, solar masih banyak yang jumlahnya mencapai sekira 40 ribu kiloliter.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5406 seconds (0.1#10.140)