Upaya Barat Pisahkan Diri dari China Secara Ekonomi Mustahil Dilakukan

Minggu, 19 Mei 2024 - 09:00 WIB
loading...
Upaya Barat Pisahkan...
Upaya Barat memisahkan diri secara ekonomi dengan China dinilai sangat sulit bahkan mustahil dilakukan. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Laporan baru oleh perusahaan asuransi internasional Allianz Trade menegaskan bahwa pemisahan ekonomi secara total dari China akan sangat sulit dan bahkan mustahil dilakukan. Allianz menegaskan bahwa China masih menjadi pemasok penting bagi sebagian besar negara di dunia.

Kesimpulan itu diperoleh setelah Allianz Trade menyurvei lebih dari 3.000 perusahaan di China, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengenai prospek perdagangan global mereka pada tahun 2024.



Dari survei itu didapati bahwa intensitas ketergantungan impor Barat terhadap China bervariasi, di mana Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis menjadi negara yang paling terkena dampaknya. "Hampir 50% impor AS dari China merupakan ketergantungan penting," ungkap survei tersebut seperti dilansir Russia Today, Minggu (19/5/2024).

Karena itu, lanjut Allianz, belum ada bukti adanya pemisahan penuh dari China. Bahkan, survei itu juga mencatat bahwa lebih dari sepertiga responden berencana untuk meningkatkan jejaknya di China.

Diketahui, belakangan ini muncul wacana dan pembicaraan terkait pemisahan secara ekonomi dari China. Namun, para pejabat Barat baru-baru ini beralih dari retorika pemisahan menjadi "pengurangan risiko dan diversifikasi". Pendekatan tersebut tercermin dalam komunike bersama yang diadopsi oleh G7 pada pertemuan puncaknya di Jepang pada bulan Mei, yang menuduh Beijing melakukan upaya tersebut untuk mendistorsi perekonomian global.



Terkait dengan itu, Allianz menyatakan bahwa ada batas sejauh mana hal itu bisa terjadi. Bahkan, lanjut Allianz dalam laporannya, negara-negara Eropa justru tetap optimis mengenai prospek mereka di China. Menurut survei tersebut, sekitar 39% perusahaan di Jerman dan Spanyol, dan lebih dari 30% di Perancis memperkirakan akan meningkatkan kehadiran mereka di China. Angka tersebut dibandingkan dengan 27% warga AS yang berencana melakukan hal serupa.

Allianz menyebut, tren diversifikasi dibandingkan pemisahan (decoupling) tampaknya lebih jelas, dengan seperempat perusahaan Jerman, Prancis, dan AS memperkirakan kehadiran mereka di China akan mewakili bagian yang lebih kecil dari investasi pasokan global mereka di masa depan.

Para pejabat AS dan Uni Eropa telah berjuang untuk menghasilkan strategi terpadu mengenai China ketika mereka mencoba mengurangi ketergantungan perdagangan pada Beijing, yang telah berulang kali mereka tuduh sebagai pemaksaan ekonomi.

Di bagian lain, Beijing menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Barat terjebak dalam mentalitas Perang Dingin. Pemerintah China juga mengklaim bahwa Washington dan sekutu-sekutunya telah mempersenjatai peraturan perdagangan untuk mendorong kebijakan anti-China dan menuduh mereka melakukan penindasan ekonomi.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Balas Tarif Impor...
China Balas Tarif Impor 34% Semua Barang dari AS, Trump: Mereka Panik!
Hadapi Tarif Impor AS,...
Hadapi Tarif Impor AS, DPR Dorong Penguatan Industri Lokal
Indonesia Kena Tarif...
Indonesia Kena Tarif Impor 32% dari Trump, JK: Efeknya Cuma 10%
JK: Dampak Tarif Trump...
JK: Dampak Tarif Trump ke Indonesia Tak Sebesar Negara Lain
Hebohkan Banyak Negara,...
Hebohkan Banyak Negara, JK Sebut Tarif Trump Lebih Banyak Unsur Politik
Wall Street Tumbang...
Wall Street Tumbang Imbas Tarif Trump, Ini Prediksi Bursa Saham RI Pekan Depan
Tarif Trump Ancam Ekonomi...
Tarif Trump Ancam Ekonomi Indonesia, Bisa Jadi Malapetaka Nasional
Perang Dagang Mencekam,...
Perang Dagang Mencekam, China Balas Tarif Impor 34% untuk Semua Barang dari AS
Eropa Butuh Rp182,5...
Eropa Butuh Rp182,5 Triliun demi Mengamankan Pasokan 250 Kargo Gas Alam Cair
Rekomendasi
Video Serangan terhadap...
Video Serangan terhadap Petugas Medis Bulan Sabit Merah Ungkap Kebohongan Israel
73.000 Kendaraan Lintasi...
73.000 Kendaraan Lintasi Tol Cipali Menuju Jakarta Hari Ini, Arus Balik Ramai Lancar
Trump dan Presiden Suriah...
Trump dan Presiden Suriah akan Bertemu di Arab Saudi
Berita Terkini
China Balas Tarif Impor...
China Balas Tarif Impor 34% Semua Barang dari AS, Trump: Mereka Panik!
8 menit yang lalu
Indonesia Jadi Korban...
Indonesia Jadi Korban Perang Dagang Trump, Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI
1 jam yang lalu
Inspiratif! Desa BRILiaN...
Inspiratif! Desa BRILiaN di Klaten Bagi-bagi THR dan Sediakan Jaminan Sosial untuk Warganya
1 jam yang lalu
Tingkatkan Kualitas...
Tingkatkan Kualitas Rekrutmen, KAI Services Gandeng 12 Lembaga Pendidikan
3 jam yang lalu
Hadapi Tarif Impor AS,...
Hadapi Tarif Impor AS, DPR Dorong Penguatan Industri Lokal
3 jam yang lalu
JK: Rupiah Jeblok Kena...
JK: Rupiah Jeblok Kena Efek Tarif Trump Untungkan Eksportir
5 jam yang lalu
Infografis
China Klaim Usir Kapal...
China Klaim Usir Kapal Perang AS dari Pulau Sengketa di LCS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved