Akibat alih fungsi, lahan tebu rakyat menyusut

Rabu, 05 September 2012 - 09:45 WIB
Akibat alih fungsi, lahan tebu rakyat menyusut
Akibat alih fungsi, lahan tebu rakyat menyusut
A A A
Sindonews.com - Selama lima tahun terakhir, luas lahan tebu yang dikelola petani rakyat di Jawa Barat menyusut sekitar 1.640 hektar. Penyusutan disebabkan alih fungsi lahan dan pembangunan insfrastruktur.

Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Jabar Hendi Jatnika mengatakan, pada tahun 2007 lalu luas lahan tebu rakyat di Jabar mencapai 11.627 hektar. Pada tahun 2011, luas lahannya menyusut menjadi sekitar 9.985 hektar. “Salah satu penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan dari tanam tebu ke tanaman pangan lainnya seperti padi,” kata Hendi Jatnika di Bandung, kemarin.

Selain itu, pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Kertajati di Majalengka juga menggerus sebagian besar lahan tebu milik rakyat. Di areal tersebut, paling tidak ada ratusan hektar lahan yang di beli untuk pembangunan bandara.

Penyusutan luas lahan tebu rakyat juga dipengaruhi kondisi cuaca. Misalnya pada 2011 lalu, produksi susut karena selama 2010-2011 terjadi musim hujan yang cukup panjang. Komoditas tebu, lebih cocok ditanam pada musim kemarau. Seperti kemarau panjang tahun ini, akan berdampak baik bagi produksi tebu rakyat. Pihaknya, optimis hasil tebu tahun bakal lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun demikian, penyusutan luas lahan tebu rakyat dipastikan akan berpengaruh terhadap produksi tebu Jabar. Pihaknya mencatat, produksinya tebu Jabar menyusut dari 58.027 ton pada 2007 menjadi 39.460 ton di tahun 2011. Penyusutan tersebut, akan berpengaruh terhadap target produksi tebu nasional sebanyak 3,3 juta ton pada 2014. Sementara sampai 2012 ini, produksi tebu nasional baru mencapai 2,6 juta ton.

“Kontribusi produksi tebu Jabar terhadap nasional baru 5 persen. Sangat kecil dibandingkan daerah lainnya seperti Lampung yang mencapai 50 persen,” kata dia.

Produksi tebu Jabar hanya berkontribusi 14% dari kebutuhan tebu di Jabar. Sisanya, memanfaatkan tebu dari daerah lainnya di pulau Jawa dan Sumatera.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Jabar, sedang berusaha meningkatkan produksi dan produktivitas tebu rakyat di Jabar. Salah satunya dengan membuka lahan-lahan baru di lahan sawah maupun lahan kering yang belum produktif. Sedangkan untuk produksi, akan diterapkan teknologi varietas unggul yang akan meningkatkan produktivitas hingga 30 persen.

“Setiap perkebunan kami upayakan untuk menggunakan benih kultur jaringan. Benih ini akan meningkatkan produksi dan kualitas tebu dari 700 kuintal tebu giling bisa menjadi 1.000 kuintal dalam setiap hektarnya,” imbuh dia.

Penetapan harga patokan petani (HPP) gula yang ditetapkan Menteri Perdagangan Nomor 28/MDAG/PER/5/2012 tanggal 1 Mei 2012 tentang Penetapan Harga Patokan Petani Gula Kristal Putih Rp8.100 per kg, diprediksi banyak kalangan akan menaikkan minat petani menanam tebu.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5346 seconds (0.1#10.140)