Kekeringan, Mentan-PU akan bangun 1.000 danau buatan

Selasa, 11 September 2012 - 07:00 WIB
Kekeringan, Mentan-PU akan bangun 1.000 danau buatan
Kekeringan, Mentan-PU akan bangun 1.000 danau buatan
A A A
Sindonews.com - Menghadapi krisis air akibat kemarau panjang, Menteri Pertanian (Mentan) akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membuat 1.000 danau buatan (mbung).

"Untuk jangka panjang, kita akan bangun mbung (danau buatan) nanti bekerja sama dengan PU membangun 1000 mbung," kata Mentan Suswono, usai membuka September Horti Ceria 2012 di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (10/9/2012).

Sebanyak 1000 mbung itu diharapkan akan bisa menampung air saat musim hujan. "Sehingga jika kemarau bisa digunakan," katanya.

Rencananya, mbung akan disiapkan di beberapa daerah saja di Indonesia yang terdampak kekeringan paling parah. "Tapi (pembangunan mbung) cukup beberapa daerah, seperti Jabar, Jateng tidak semua. Kalau Sulawesi kan justru banjir," ujarnya.

Dia berharap, September ini sebagai puncak kemarau. Sehingga Oktober nanti sudah hujan dan kembali musim tanam. Untuk itu, dia menyarankan agar para petani menanam tanaman yang memiliki sumber air cukup banyak.

Dia juga menyebutkan, total yang kering atau puso di Indonesia mencapai 23.000 hektare. Sedangkan lahan pertanian yang terdampak sebanyak 127.000 hektar. Menurutnya, sawah yang puso 75 persen gagal. Ini akan diganti dengan dana bantuan pengolahan Rp2,6 juta dan Rp1,1 juta perhektare (total Rp3,7juta).

Dana penggantian tersebut langsung untuk kelompok tani. Total dana yang disiapkan untuk puso Rp199 miliar atau untuk 60 hingga 70 ribu hektare sawah.

Lanjut dia, mekanisme untuk mendapat dana pengganti tersebut harus ada laporan kepada pemerintah provinsi setempat, untuk diverifikasi. "Kalau valid kita langsung transfer. Seluruh indonesia. Prinsipnya membantu kalau terjadi puso," ungkapnya.

Meski begitu, pihaknya belum mendapat laporan dari dampak serius akibat kekeringan. Malah gabah kering tahun ini akan naik 4,31 persen atau sekra 68 juta ton. "Kekeringan yang ada belum signifikan terhadap pengaruh produksi," tandasnya.

Di sisi lain, dia juga meminta ada terobosan yang dilakukan walikota/bupati setempat dalam mengatasi kekeringan ini. Misalnya Bupati Lebak, Banten yang memanfaatkan air sungai dengan membuat pompa besar untuk mengairi ratusan sawah. "Kita perlu terobosan seperti itu. Jangan menunggu dana pusat artinya lakukan dan share," ujarnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8165 seconds (0.1#10.140)