Muaraenim galakan pangan non beras
Senin, 26 November 2012 - 16:13 WIB

Muaraenim galakan pangan non beras
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaraenim mulai mengadopsi pola hidup non beras seperti yang diprogramkan pemerintah pusat. Untuk itu, Pemkab melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) aktif mensosialisasikan pangan alternatif untuk mencukupi gizi masyarakat.
Kepala DKP Kabupaten Muaraenim Syarpuddin mengatakan, dalam pelaksanaannya, program ini akan melibatkan ibu-ibu PKK dan dasawisma se-Kabupaten Muaraenim. Dimana, sejumlah pangan penggati seperti ubi, singkong, jagung, kentang, dan lain-lain akan coba diolah menjadi berbagai produk makanan yang lebih menarik. Diharapkan, hal ini akan mampu mengalihkan perhatian masyarakat terhadap konsumsi beras.
"Jadi, dengan bantuan pengolahan dan sosialisasi dari para ibu-ibu PKK, kita akan coba mengolah bahan pangan pengganti menjadi lebih menarik. Misalnya ubi jalar bisa di-pudding, kue, kolak dan lain-lain," ujar Syarpuddin di Muaraenim, Senin (26/11/2012).
Menurut Syarpuddin, sejak 2009 lalu Kabupaten Muaraenim sebenarnya telah menggalakan program Percepatan penganekaragaman Komsumsi Pangan (P2KP). Dalam hal ini, P2KP fokus dalam memasyarakatkan pengelolaan pangan lokal sebagai pengganti beras.
"Dalam hal ini, kita imbau kepada masyarakat agar dapat memaksimalkan pemanfaatan dan pengolahan pangan lokal sebagai alternatif pangan pengganti beras," terang Syarpuddin.
Nurbaya, dari Kelompok Kerja (Pokja) IV PKK asal Kecamatan Tanjung Agung menuturkan, sebagai anggota PKK, pihaknya sedang menggalakan pengolahan pangan berbasis produk lokal. Hal ini merupakan salah satu cara keikutsertaan tim PKK dalam mensukseskan program pemerintah dalam mencari alternatif produk pangan pengganti beras.
Adapun sejumlah produk olahan yang mereka hasilkan diantaranya kue srikaya, talam ubi, gandus dan lain-lain. Selain itu, mereka juga coba menghasilkan berbagai kuliner unik berbahan dasar buah-buahan seperti puding mangga, lecci, stroberi serta talam labu kuning dan talam jagung.
"Setiap Pokja PKK yang ada di setiap Kecamatan telah menggalakan pengolahan pangan pengganti, sesuai dengan kreasi menariknya masing-masing," terang Nurbaya.
Untuk itu, kata Nurbaya, pihaknya berharap dengan semakin variatifnya olahan makanan yang ada diharapkan masyarakat tidak lagi tergantung dengan beras, namun dapat menggantinya dengan pangan lain yang memiliki gizi seimbang.
"Makanan bergizi itu tak selalu harus mahal. Yang penting kita harus pandai-pandai dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi," ucap dia.
Kepala DKP Kabupaten Muaraenim Syarpuddin mengatakan, dalam pelaksanaannya, program ini akan melibatkan ibu-ibu PKK dan dasawisma se-Kabupaten Muaraenim. Dimana, sejumlah pangan penggati seperti ubi, singkong, jagung, kentang, dan lain-lain akan coba diolah menjadi berbagai produk makanan yang lebih menarik. Diharapkan, hal ini akan mampu mengalihkan perhatian masyarakat terhadap konsumsi beras.
"Jadi, dengan bantuan pengolahan dan sosialisasi dari para ibu-ibu PKK, kita akan coba mengolah bahan pangan pengganti menjadi lebih menarik. Misalnya ubi jalar bisa di-pudding, kue, kolak dan lain-lain," ujar Syarpuddin di Muaraenim, Senin (26/11/2012).
Menurut Syarpuddin, sejak 2009 lalu Kabupaten Muaraenim sebenarnya telah menggalakan program Percepatan penganekaragaman Komsumsi Pangan (P2KP). Dalam hal ini, P2KP fokus dalam memasyarakatkan pengelolaan pangan lokal sebagai pengganti beras.
"Dalam hal ini, kita imbau kepada masyarakat agar dapat memaksimalkan pemanfaatan dan pengolahan pangan lokal sebagai alternatif pangan pengganti beras," terang Syarpuddin.
Nurbaya, dari Kelompok Kerja (Pokja) IV PKK asal Kecamatan Tanjung Agung menuturkan, sebagai anggota PKK, pihaknya sedang menggalakan pengolahan pangan berbasis produk lokal. Hal ini merupakan salah satu cara keikutsertaan tim PKK dalam mensukseskan program pemerintah dalam mencari alternatif produk pangan pengganti beras.
Adapun sejumlah produk olahan yang mereka hasilkan diantaranya kue srikaya, talam ubi, gandus dan lain-lain. Selain itu, mereka juga coba menghasilkan berbagai kuliner unik berbahan dasar buah-buahan seperti puding mangga, lecci, stroberi serta talam labu kuning dan talam jagung.
"Setiap Pokja PKK yang ada di setiap Kecamatan telah menggalakan pengolahan pangan pengganti, sesuai dengan kreasi menariknya masing-masing," terang Nurbaya.
Untuk itu, kata Nurbaya, pihaknya berharap dengan semakin variatifnya olahan makanan yang ada diharapkan masyarakat tidak lagi tergantung dengan beras, namun dapat menggantinya dengan pangan lain yang memiliki gizi seimbang.
"Makanan bergizi itu tak selalu harus mahal. Yang penting kita harus pandai-pandai dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi," ucap dia.
(gpr)