Jika BBM naik 10%, inflasi akan naik 0,7%
Rabu, 02 Januari 2013 - 18:21 WIB
Jika BBM naik 10%, inflasi akan naik 0,7%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, akan terjadi peningkatan inflasi sebesar 0,7 persen tiap kenaikan 10 persen harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Tergantung naiknya. Sekarang misalnya Rp4.500. Kalau naik 10 persen paling tambahan inflasinya 0,3-0,7 persen," terang Deputi Bidang Statistik BPS, Sasmito Hadi Wibowo usai konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Dia menambahkan, kini kenaikan harga BBM subsidi semakin dimungkinkan dengan adanya Undang-Undang baru yang memberi keleluasaan bagi pemerintah untuk memutuskan kenaikan harga BBM subsidi.
"Pemerintah sekarang diberi kebebasan menaikkan harga BBM, kalau dulu kan masih dikendalikan DPR, lihat nanti bagaimana perilaku pemerintah," sambungnya.
Namun, dirinya ragu pada 2013 ini pemerintah berani menaikkan harga BBM subsidi mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan Pemilu, sehingga kenaikan harga BBM subsidi akan terganjal pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya politis.
"Pemerintah manapun riskan membuat kebijakan yang berdampak terhadap politik," tutup dia.
"Tergantung naiknya. Sekarang misalnya Rp4.500. Kalau naik 10 persen paling tambahan inflasinya 0,3-0,7 persen," terang Deputi Bidang Statistik BPS, Sasmito Hadi Wibowo usai konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Dia menambahkan, kini kenaikan harga BBM subsidi semakin dimungkinkan dengan adanya Undang-Undang baru yang memberi keleluasaan bagi pemerintah untuk memutuskan kenaikan harga BBM subsidi.
"Pemerintah sekarang diberi kebebasan menaikkan harga BBM, kalau dulu kan masih dikendalikan DPR, lihat nanti bagaimana perilaku pemerintah," sambungnya.
Namun, dirinya ragu pada 2013 ini pemerintah berani menaikkan harga BBM subsidi mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan Pemilu, sehingga kenaikan harga BBM subsidi akan terganjal pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya politis.
"Pemerintah manapun riskan membuat kebijakan yang berdampak terhadap politik," tutup dia.
(gpr)
