2012, Bank Mutiara bukukan laba Rp273 M
A
A
A
Sindonews.com - Didukung kinerja yang semakin efisien, PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) berhasil membukan laba sebesar Rp273 miliar sepanjang 2012.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BCIC Ahmad Fajar menjelaskan, laba tersebut tercatat tumbuh sebesar 4,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada Desember 2012, perseroan mencatat perolehan laba sebesar Rp273 miliar, tumbuh sebesar 4,8 persen dari Rp260 miliar pada periode yang sama 2011," katanya dalam keterangan tertulis yang diteriama Sindonews, Minggu (6/1/2013).
Menurut Ahmad Fajar, laba tersebut dikontribusi dari pendapatan bunga, penyaluran kredit, pendapatan nonbunga serta bisnis inti perbankan lainnya. Dia menjelaskan, laba tersebut ditopang kinerja perseroan yang semakin efisien dalam mengelola bisnis sepanjang tahun lalu, sehingga mampu mengoptimalkan raihan laba.
"Hal itu tercermin pada peningkatan kualitas beberapa indikator, diantaranya menurunnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari posisi 87,2 persen pada tahun 2011 menjadi 83,9 persen tahun 2012," tambah dia.
Selain BOPO, efisiensi perseroan juga tercermin dari meningkatnya nett interest margin (NIM) perseroan. "Perseroan juga sukses meningkatkan NIM, sehingga mencapai 2,8 persen pada akhir 2012, dibanding NIM 2011 sebesar 1,6 persen," tuturnya.
Ada[un, ekuitas perseroan tercatat mencapai Rp1,3 triliun atau tumbuh 37, 2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Ekuitas Bank Mutiara per 31 Desember 2012, mencapai Rp1,3 triliun, tumbuh 37,2 persen dibanding 31 Desember 2011 sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, modal inti perseroan pada akhir Desember 2012 mencapai Rp1 triliun tumbuh 29,3 persen dari Rp785 miliar pada akhir Desember 2011," tutur dia.
Dia menjelaskan, prestasi tersebut semkin menunjukkan kinerja perseroan yang semakin sehat dibanding kinerja keuangan saat bank tersebut diambil alih oleh pemerintah pada 2008 lalu yang hanya sebesar Rp1,4 triliun. Peningkatan ekuitas dan modal inti tersebut turut meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan dari 9,4 persen pada 2011, menjadi 11,1persen pada Desember 2012.
“Dengan peningkatan modal inti perseroan, maka Bank Mutiara saat ini telah masuk kategori Buku 2 pada klasifikasi kegiatan usaha bank umum yang dibuat Bank Indonesia. Dengan demikian, kami akan segera menambah variasi produk dan layanan bisnis perbankan yang berkualitas kepada nasabah. Hal itu sesuai dengan visi kami sebagai bank ritel yang fokus,” tutur dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BCIC Ahmad Fajar menjelaskan, laba tersebut tercatat tumbuh sebesar 4,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada Desember 2012, perseroan mencatat perolehan laba sebesar Rp273 miliar, tumbuh sebesar 4,8 persen dari Rp260 miliar pada periode yang sama 2011," katanya dalam keterangan tertulis yang diteriama Sindonews, Minggu (6/1/2013).
Menurut Ahmad Fajar, laba tersebut dikontribusi dari pendapatan bunga, penyaluran kredit, pendapatan nonbunga serta bisnis inti perbankan lainnya. Dia menjelaskan, laba tersebut ditopang kinerja perseroan yang semakin efisien dalam mengelola bisnis sepanjang tahun lalu, sehingga mampu mengoptimalkan raihan laba.
"Hal itu tercermin pada peningkatan kualitas beberapa indikator, diantaranya menurunnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari posisi 87,2 persen pada tahun 2011 menjadi 83,9 persen tahun 2012," tambah dia.
Selain BOPO, efisiensi perseroan juga tercermin dari meningkatnya nett interest margin (NIM) perseroan. "Perseroan juga sukses meningkatkan NIM, sehingga mencapai 2,8 persen pada akhir 2012, dibanding NIM 2011 sebesar 1,6 persen," tuturnya.
Ada[un, ekuitas perseroan tercatat mencapai Rp1,3 triliun atau tumbuh 37, 2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Ekuitas Bank Mutiara per 31 Desember 2012, mencapai Rp1,3 triliun, tumbuh 37,2 persen dibanding 31 Desember 2011 sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, modal inti perseroan pada akhir Desember 2012 mencapai Rp1 triliun tumbuh 29,3 persen dari Rp785 miliar pada akhir Desember 2011," tutur dia.
Dia menjelaskan, prestasi tersebut semkin menunjukkan kinerja perseroan yang semakin sehat dibanding kinerja keuangan saat bank tersebut diambil alih oleh pemerintah pada 2008 lalu yang hanya sebesar Rp1,4 triliun. Peningkatan ekuitas dan modal inti tersebut turut meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan dari 9,4 persen pada 2011, menjadi 11,1persen pada Desember 2012.
“Dengan peningkatan modal inti perseroan, maka Bank Mutiara saat ini telah masuk kategori Buku 2 pada klasifikasi kegiatan usaha bank umum yang dibuat Bank Indonesia. Dengan demikian, kami akan segera menambah variasi produk dan layanan bisnis perbankan yang berkualitas kepada nasabah. Hal itu sesuai dengan visi kami sebagai bank ritel yang fokus,” tutur dia.
(rna)