Dana kelolaan nasabah kaya BRI capai Rp21,6 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah melampaui target dana kelolaan dari segmen layanan nasabah kaya atau yang lebih sering disebut priority banking/wealth management.
Sampai akhir 2012, total dana yang dihimpun perseroan mencapai Rp21,6 triliun, atau naik Rp900 miliar dari target awal yang dipatok sebesar Rp20,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali menjelaskan, total dana kelolaan nasabah bersaldo minimum Rp500 juta tersebut berasal dari sekitar 13.634 nasabah.
"Target 2012 tercapai, baik dari sisi dana kelolaan sebesar 105 persen maupun nasabah sebesar 110 persen," ungkap Ali, melalui pesan elektroniknya, Rabu (9/1/2013).
Menurut Ali, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peluang bisnis di wealth management sangat besar di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya mempengaruhi bertumbuhnya masyarakat golongan menengah (middle class).
Selain bertumbuh, kesadaran masyarakat untuk mengelola kekayaannya juga tinggi, berinvestasi untuk menjamin masa tuanya.
"Jadi dana tidak hanya disimpan dalam bentuk tabungan yang akhirnya tergerus inflasi," ujar Ali.
Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh industri-industri komoditas seperti batubara maupun sawit. Akibatnya, kekayaan masyarakat kini tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga di sentra-sentra komoditas, seperti di Kalimantan dan Sumatera.
"Penduduk usia produktif yang semakin banyak dengan kesejahteraan yang meningkat menjadi potensi pasar yang bagus," tutur Ali.
Memahami hal tersebut, BRI optimistis dapat mengumpulkan total dana kelolaan di tahun ini hingga mencapai Rp42,6 triliun dari sekitar 24.650 orang nasabah.
Untuk menangkap peluang tersebut, BRI membuka layanan BRI Prioritas yang tersebar di pusat-pusat ekonomi di Indonesia. Saat ini BRI mempunyai sekira 14 Sentra Layanan Prioritas (SLP).
Ali berharap dengan SLP ini BRI mampu memenuhi seluruh kebutuhan nasabahnya. "One stop service, mengingat BRI juga mempunyai basis nasabah terbesar, lebih dari 30 juta nasabah. Ini merupakan capture market yang besar," pungkasnya.
Sampai akhir 2012, total dana yang dihimpun perseroan mencapai Rp21,6 triliun, atau naik Rp900 miliar dari target awal yang dipatok sebesar Rp20,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali menjelaskan, total dana kelolaan nasabah bersaldo minimum Rp500 juta tersebut berasal dari sekitar 13.634 nasabah.
"Target 2012 tercapai, baik dari sisi dana kelolaan sebesar 105 persen maupun nasabah sebesar 110 persen," ungkap Ali, melalui pesan elektroniknya, Rabu (9/1/2013).
Menurut Ali, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peluang bisnis di wealth management sangat besar di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya mempengaruhi bertumbuhnya masyarakat golongan menengah (middle class).
Selain bertumbuh, kesadaran masyarakat untuk mengelola kekayaannya juga tinggi, berinvestasi untuk menjamin masa tuanya.
"Jadi dana tidak hanya disimpan dalam bentuk tabungan yang akhirnya tergerus inflasi," ujar Ali.
Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh industri-industri komoditas seperti batubara maupun sawit. Akibatnya, kekayaan masyarakat kini tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga di sentra-sentra komoditas, seperti di Kalimantan dan Sumatera.
"Penduduk usia produktif yang semakin banyak dengan kesejahteraan yang meningkat menjadi potensi pasar yang bagus," tutur Ali.
Memahami hal tersebut, BRI optimistis dapat mengumpulkan total dana kelolaan di tahun ini hingga mencapai Rp42,6 triliun dari sekitar 24.650 orang nasabah.
Untuk menangkap peluang tersebut, BRI membuka layanan BRI Prioritas yang tersebar di pusat-pusat ekonomi di Indonesia. Saat ini BRI mempunyai sekira 14 Sentra Layanan Prioritas (SLP).
Ali berharap dengan SLP ini BRI mampu memenuhi seluruh kebutuhan nasabahnya. "One stop service, mengingat BRI juga mempunyai basis nasabah terbesar, lebih dari 30 juta nasabah. Ini merupakan capture market yang besar," pungkasnya.
(gpr)