Minyak Asia didorong surplus perdagangan China
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di Asia, Kamis (10/1/2013) sore, ditutup positif, menyusul surplus yang diraih perdagangan China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengguna energi terbesar.
Angka-angka dalam data beberapa bulan terakhir menunjukkan, perdagangan China naik setelah pada tujuh bulan berturut-turut pertumbuhan ekonomi mereka melambat.
Kontrak utama New York melaporkan, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari, berada di angka 41 sen atau USD93,51 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari kembali naik 21 sen menjadi USD111,97.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari, naik 41 sen menjadi USD93,51 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik 16 sen menjadi USD111,92
"Setelah tahun lalu kehilangan ketinggian, mesin ekonomi Asia yang dipimpin China telah bersemangat kembali," kata raksasa perbankan, HSBC Global dalam komentarnya, seperti dilansir Asian One.
Diketahui, surplus perdagangan China melonjak 48,1 persen menjadi USD231,1 miliar pada 2012, meskipun total volume perdagangan tumbuh pada kecepatan lambat. Demikian pula ekspor mereka naik 7,9 persen menjadi USD20,5 triliun dari tahun sebelumnya, dan impor naik 4,3 persen menjadi USD1,82 triliun. Total volume ekspor dan impor perdagangan China pada 2012, tumbuh 6,2 persen.
Angka-angka dalam data beberapa bulan terakhir menunjukkan, perdagangan China naik setelah pada tujuh bulan berturut-turut pertumbuhan ekonomi mereka melambat.
Kontrak utama New York melaporkan, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari, berada di angka 41 sen atau USD93,51 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari kembali naik 21 sen menjadi USD111,97.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari, naik 41 sen menjadi USD93,51 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik 16 sen menjadi USD111,92
"Setelah tahun lalu kehilangan ketinggian, mesin ekonomi Asia yang dipimpin China telah bersemangat kembali," kata raksasa perbankan, HSBC Global dalam komentarnya, seperti dilansir Asian One.
Diketahui, surplus perdagangan China melonjak 48,1 persen menjadi USD231,1 miliar pada 2012, meskipun total volume perdagangan tumbuh pada kecepatan lambat. Demikian pula ekspor mereka naik 7,9 persen menjadi USD20,5 triliun dari tahun sebelumnya, dan impor naik 4,3 persen menjadi USD1,82 triliun. Total volume ekspor dan impor perdagangan China pada 2012, tumbuh 6,2 persen.
(dmd)