Sepanjang 2012, rupiah terdepresiasi 5,9%
A
A
A
Sindonews.com - Sepanjang tahun 2012, Bank Indonesia (BI) mencatat tekanan depresiasi paling tajam terhadap nilai tukar rupiah terjadi pada kuartal dua dan tiga tahun lalu. Ini sebagai akibat memburuknya kondisi perekonomian global.
"(Depresisasi rupiah) itu jadi berdampak pada penurunan arus portofolio asing yang masuk ke Indonesia," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Di sisi lain, tekanan yang datang dari domestik terhadap mata uang rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor ditengah perlambatan kinerja ekspor.
"Untuk faktor dari dalam negeri, tingginya permintaan valas untuk keperluan impor ditengah perlambatan kinerja ekspor, juga turut menekan rupiah," tambah dia.
Diakui Darmin, kendati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat stabil pada kuartal IV/2012, namun rupiah sepanjang tahun lalu sempat mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah.
"Nilai tukar kembali stabil pada kuartal IV/2012 karena peningkatan portofolio asing, baik lewat modal maupun investasi langsung. Tapi secara point to point, rupiah melemah 5,91 persen (yoy) ke level Rp9.638 per dolar AS." ujarnya.
Ke depan, Bank Indonesia akan tetap fokus dalam menjaga keseimbangan nilai tukar rupiah. "Kalaupun mengalami pergerakan secara fundamental, volatilitasnya jangan terlalu tajam," imbuh dia.
"(Depresisasi rupiah) itu jadi berdampak pada penurunan arus portofolio asing yang masuk ke Indonesia," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Di sisi lain, tekanan yang datang dari domestik terhadap mata uang rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor ditengah perlambatan kinerja ekspor.
"Untuk faktor dari dalam negeri, tingginya permintaan valas untuk keperluan impor ditengah perlambatan kinerja ekspor, juga turut menekan rupiah," tambah dia.
Diakui Darmin, kendati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat stabil pada kuartal IV/2012, namun rupiah sepanjang tahun lalu sempat mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah.
"Nilai tukar kembali stabil pada kuartal IV/2012 karena peningkatan portofolio asing, baik lewat modal maupun investasi langsung. Tapi secara point to point, rupiah melemah 5,91 persen (yoy) ke level Rp9.638 per dolar AS." ujarnya.
Ke depan, Bank Indonesia akan tetap fokus dalam menjaga keseimbangan nilai tukar rupiah. "Kalaupun mengalami pergerakan secara fundamental, volatilitasnya jangan terlalu tajam," imbuh dia.
(rna)