Pendulum Nusantara libatkan 6 pelabuhan besar

Jum'at, 11 Januari 2013 - 17:12 WIB
Pendulum Nusantara libatkan...
Pendulum Nusantara libatkan 6 pelabuhan besar
A A A
Sindonews.com - Konsep Pendulum Nasional yang dicanangakan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) akan melibatkan enam pelabuhan besar di Indonesia sebagai hub utama, yakni Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Papua.

Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengatakan, selama ini arus perdagangan domestik dengan menggunakan kapal kontainer besar, masih terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah. Sementara di wilayah Indonesia bagian timur jumlahnya sangat sedikit.

Penggunaan kapal-kapal kecil di wilayah Indonesia bagian timur membuat harga barang di wilayah tersebut jauh lebih tinggi dibanding wilayah barat.

"Sistem Pendulum Nasional nantinya mengakomodasi kapal dengan kapasitas minimum 3.000 TEUs, ukuran yang dinilai efisien untuk menurunkan harga logistik. Melalui manajemen yang terintegrasi. Kapal-kapal ini setiap harinya akan beroperasi di enam pelabuhan besar yang tersebar di sepanjang Indonesia dalam waktu yang telah dijadwalkan," ujar RJ Lino dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Pendulum Nasional, kata dia, juga menjadi solusi yang efektif dalam mencegah berlayarnya kapal berkapasitas kosong dari satu tempat ke tempat lainnya. Walau begitu, kapal-kapal kecil tetap dapat beroperasi.

Keenam pelabuhan besar yang telah ditunjuk tadi akan menjadi pusat pelabuhan dari distribusi barang di area sekitarnya. Hal ini kemudian akan mempersingkat waktu dan mempermudah distribusi logistik di tiap-tiap wilayah Indonesia.

Sebelumnya, pelaku usaha transportasi laut menilai komponen biaya pelabuhan terhadap biaya angkutan laut yang tinggi menyebabkan implementasi Pendulum Nusantara pada dua rute gemuk, yakni Jakarta-Medan dan Surabaya-Makassar akan sulit menekan biaya logistik.

Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut Kadin Indonesia, Carmelita Hartoto mengatakan, komponen tarif pada pelabuhan menelan 60 persen dari total biaya angkutan laut. Menurutnya, komponen ini harus dipangkas jika ingin biaya logistik turun.

Dia mengharapkan jika Pendulum Nusantara dipaksa diterapkan, komponen biaya dan tarif kepelabuhanan harus dipangkas secara signifikan.

"Kalau biaya dan tarif kepelabuhan bisa turun 50-70 persen, tarif angkutan laut akan tertolong secara signifikan," kata Carmelita dalam jumpa persnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7995 seconds (0.1#10.140)