Diterpa Covid-19, Pelindo II Revisi Target Operasional dan Keuangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pelindo II (Persero) mengakui pandemi virus corona (Covid-19) mempengaruhi kinerja operasional maupun keuangan perseroan. Bahkan, perseroan terpaksa melakukan penyesuaian sejumlah target yang telah dibuat sebelumnya.
Sebelum merebaknya Covid-19, Pelindo II mencanangkan target pendapatan usaha mencapai Rp13,5 triliun untuk tahun 2020. Namun, target tersebut kemudian dipangkas menjadi Rp10,22 triliun akibat dampak pandemi Covid-19.
Tak hanya pendapatan, posisi EBITDA juga direvisi menjadi Rp2,82 triliun dari rencana semula sebesar Rp5,14 triliun. Dari sisi operasional, angkutan peti kemas pun diperkirakan bakal menyusut menjadi 6,82 juta TEUs dari perkiraan awal mencapai 8,05 juta TEUs, non-angkutan peti kemas menjadi 52,65 juta tonase dari rencana semula sekitar 65,6 juta tonase, kunjungan kapal menjadi 180,53 juta gross tonage (GT) dari 225,96 juta GT, serta jumlah penumpang menjadi 397.200 orang dari rencana semula 995.900 orang.
"Namun, jika kita bandingkan dengan sektor lainnya, seperti kereta api, pesawat, bus, dan lainnya, kondisi kami hari ini masih relatif wajar," ucap Direktur Utama Arif Suhartono dalam acara Zoomba "Diterpa Badai Covid-19, Mampukah Industri Pelabuhan Bertahan" secara virtual, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: IPC Tangkap Peluang Peningkatan Lalu Lintas Kapal di Selat Sunda)
Dia memerinci posisi Juni tahun ini, realisasi arus peti kemas menurun sekitar 8,3% dari bulan serupa tahun lalu tercatat 3,6 juta TEUs menjadi 3,3 juta TEUs, nonpeti kemas juga melambat sebesar 11,8% menjadi 25,4 juta tonase dari 28,4 juta tonase, kunjungan kapal juga melemah 13,9% menjadi 88,5 juta GT dari 100,8 juta GT, serta jumlah penumpang anjlok 280% menjadi 197.000 orang. "Beberapa pelabuhan terjadi lockdown sehingga berimbas ke bisnis shipping. Tetapi, bisnis warehouse malah naik," jelasnya.
Ia menambahkan, pada 2021 Pelindo II akan fokus terhadap efektivitas biaya, investasi pada program pengembangan bisnis dan keberlanjutan usaha, peningkatan pendapatan usaha, digitalisasi pelabuhan, pengembangan proses dan sistem barang serta dokumen. "Kami perkirakan pertumbuhan akan kembali terjadi pada semester II/2021," tegasnya.
Sebelum merebaknya Covid-19, Pelindo II mencanangkan target pendapatan usaha mencapai Rp13,5 triliun untuk tahun 2020. Namun, target tersebut kemudian dipangkas menjadi Rp10,22 triliun akibat dampak pandemi Covid-19.
Tak hanya pendapatan, posisi EBITDA juga direvisi menjadi Rp2,82 triliun dari rencana semula sebesar Rp5,14 triliun. Dari sisi operasional, angkutan peti kemas pun diperkirakan bakal menyusut menjadi 6,82 juta TEUs dari perkiraan awal mencapai 8,05 juta TEUs, non-angkutan peti kemas menjadi 52,65 juta tonase dari rencana semula sekitar 65,6 juta tonase, kunjungan kapal menjadi 180,53 juta gross tonage (GT) dari 225,96 juta GT, serta jumlah penumpang menjadi 397.200 orang dari rencana semula 995.900 orang.
"Namun, jika kita bandingkan dengan sektor lainnya, seperti kereta api, pesawat, bus, dan lainnya, kondisi kami hari ini masih relatif wajar," ucap Direktur Utama Arif Suhartono dalam acara Zoomba "Diterpa Badai Covid-19, Mampukah Industri Pelabuhan Bertahan" secara virtual, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: IPC Tangkap Peluang Peningkatan Lalu Lintas Kapal di Selat Sunda)
Dia memerinci posisi Juni tahun ini, realisasi arus peti kemas menurun sekitar 8,3% dari bulan serupa tahun lalu tercatat 3,6 juta TEUs menjadi 3,3 juta TEUs, nonpeti kemas juga melambat sebesar 11,8% menjadi 25,4 juta tonase dari 28,4 juta tonase, kunjungan kapal juga melemah 13,9% menjadi 88,5 juta GT dari 100,8 juta GT, serta jumlah penumpang anjlok 280% menjadi 197.000 orang. "Beberapa pelabuhan terjadi lockdown sehingga berimbas ke bisnis shipping. Tetapi, bisnis warehouse malah naik," jelasnya.
Ia menambahkan, pada 2021 Pelindo II akan fokus terhadap efektivitas biaya, investasi pada program pengembangan bisnis dan keberlanjutan usaha, peningkatan pendapatan usaha, digitalisasi pelabuhan, pengembangan proses dan sistem barang serta dokumen. "Kami perkirakan pertumbuhan akan kembali terjadi pada semester II/2021," tegasnya.
(fai)