Pesanan industri Inggris merosot tajam
A
A
A
Sindonews.com - Buruknya outlook ekonomi zona euro dan rapuhnya pemulihan Inggris, membuat pesanan industri di tanah Britania Raya merosot tajam. Asosiasi Industri Inggris (CBI) mencatat, indeks pesanan indutri pada Desember tercatat -12, turun ke level -20 untuk Januari 2013, lebih buruk dari yang diprediksi -10.
"Walaupun permintaan domestik dan optimisme dunia usaha cukup stabil, namun ada kekhawatiran atas pesanan ekspor," ujar kepala analisis ekonomi CBI, Anna Leach dikutip dari Reuters, Selasa (22/1/2013).
Buruknya data pesanan industri ini memberikan bukti tambahan akan rapuhnya pemulihan ekonomi. Gross domestic product (GDP) Inggris, yang akan dirilis pada hari Jumat, diprediksi akan tunjukan ancaman kembalinya resesi ekonomi.
Data mengenai pertumbuhan ekonomi Inggris akan menjadi hal yang penting dan perlu diantisipasi dalam kelender ekonomi minggu ini. Pertumbuhan GDP secara khusus akan berhubungan erat dengan perubahan tingkat konsumsi, belanja pemerintah, investasi domestik serta neraca ekspor-impor bagi suatu negara.
Meski demikian, poundsterling tidak begitu terpengaruh dengan publikasi data tersebut. Aksi short-covering sepertinya masih mendominasi pergerakan pounsterling pasca kejatuhan tajam sejak awal sesi Asia.
"Walaupun permintaan domestik dan optimisme dunia usaha cukup stabil, namun ada kekhawatiran atas pesanan ekspor," ujar kepala analisis ekonomi CBI, Anna Leach dikutip dari Reuters, Selasa (22/1/2013).
Buruknya data pesanan industri ini memberikan bukti tambahan akan rapuhnya pemulihan ekonomi. Gross domestic product (GDP) Inggris, yang akan dirilis pada hari Jumat, diprediksi akan tunjukan ancaman kembalinya resesi ekonomi.
Data mengenai pertumbuhan ekonomi Inggris akan menjadi hal yang penting dan perlu diantisipasi dalam kelender ekonomi minggu ini. Pertumbuhan GDP secara khusus akan berhubungan erat dengan perubahan tingkat konsumsi, belanja pemerintah, investasi domestik serta neraca ekspor-impor bagi suatu negara.
Meski demikian, poundsterling tidak begitu terpengaruh dengan publikasi data tersebut. Aksi short-covering sepertinya masih mendominasi pergerakan pounsterling pasca kejatuhan tajam sejak awal sesi Asia.
(gpr)