Masalah pinjaman membelit pemerintahan Obama

Selasa, 22 Januari 2013 - 20:41 WIB
Masalah pinjaman membelit pemerintahan Obama
Masalah pinjaman membelit pemerintahan Obama
A A A
Sindonews.com - Kubu Republik telah mendorong memperpanjang pinjaman Amerika Serikat hingga 19 Mei mendatang, sebagai fase baru perselisihan anggaran antara Gedung Putih dengan Kongres.

Seperti dilansir Wall Street Journal, Selasa (22/1/2018), RUU memperpanjang pinjaman, yang diperkenalkan para pemimpin Grand Old Party (GOP), sebutan Partai Republik, Senin (201/1/2013) waktu setempat, diperkirakan akan disetujui parlemen, Rabu (23/1/2013).

Partai Demokrat sendiri menginginkan kenaikan pendapatan dari pajak dan pengurangan anggaran belanja, terutama alokasi untuk pertahanan. Akhir tahun lalu, beban utang AS mencapai USD16,4 triliun, seperti plafon yang disepakati setahun sebelumnya.

Meski demikian, Departemen Keuangan AS mengungkapkan pemerintah saat ini akan menggunakan langkah khusus untuk memperpanjang batas utang hingga Februari mendatang.

Kongres sendiri telah memutuskan peningkatkan batas utang puluhan kali, tetapi perdebatan tentang bagaimana meningkatkan otoritas pinjaman seringkali bersifat politis.

Kubu GOP mengatakan, mereka membutuhkan pemotongan belanja besar dalam pertukaran pemungutan suara untuk menaikkan batas pinjaman. Rep Tom Cole, anggota GOP meyakini meski jumlah suara belum diambil, tetapi dukungan terhadap RUU sudah terlihat, termasuk para pemimpin partai dan mantan Komite Studi Partai Republik.

Pemimpin Mayoritas Senat, Harry Reid belum memberikan pernyataan bagaimana menangani tagihan utang jika parlemen setuju dengan RUU tersebut.

Sebelumnya, Barack Obama dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden AS berjanji, akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada masa jabatan keduanya. Tetapi, dia tidak memperoleh dukungan dari Partai Republik yang beroposisi.

Walau demikian, mengenai isu utama, yaitu menaikkan plafon utang nasional, Obama akan bersikap tegas.

“Kita sudah memperoleh keputusan yang bisa menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Saya senang bisa mendiskusikan hal ini. Tetapi apa yang tidak akan saya lakukan adalah melakukan perundingan yang mengancam rakyat Amerika,” tegas Obama.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4451 seconds (0.1#10.140)