IHSG berpotensi melemah dalam rentang terbatas

Selasa, 29 Januari 2013 - 08:06 WIB
IHSG berpotensi melemah...
IHSG berpotensi melemah dalam rentang terbatas
A A A
Sindonews.com - Pada perdagangan hari ke dua pekan terakhir Januari 2013, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan mengalami tekanan, sehingga berpotensi melemah kendati terbatas.

"IHSG kemungkinan masih akan bergerak variatif dengan kecenderungan pelemahan terbatas kecuali terdapat sentimen yang signifikan mengangkat IHSG," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (29/1/2013).

Reza memprediksi, IHSG akan bergerak pada kisaran support 4.374-4.390 dan resistance 4.423-4.445.

Berpola hammer mendekati lower bollinger bands (LBB). MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic berada sedikit di bawah area overbought.

"Dengan pelemahan yang terjadi, namun masih terbatas diharapkan masih dapat membuat IHSG bertahan untuk tidak turun lebih jauh, sehingga tren konsolidasi yang terjadi tidak terlalu berkepanjangan," tegas dia.

Pada perdagangan kemarin, dimana IHSG belum sepenuhnya cukup kuat memiliki pondasi untuk bertahan di zona hijau pada perdagangan di awal pekan ini IHSG terpaksa harus mendekam di zona merah.

"Maraknya aksi profit taking membuat IHSG sulit bergerak menuju zona hijau. Bahkan, menghijaunya pasar saham Asia merespon positif kabar dari China tidak lantas membuat IHSG bisa terlepas dari teritori merah," tegas dia.

Apalagi asing mencatatkan nett sell yang membuat perdagangan menjadi kurang bersemangat. Pada perdagangan hari senin kemarin, IHSG menyentuh level 4.444,29 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.384,93 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.416,94.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan negatif setelah terimbas pelemahan tajam nilai tukar Yen seiring aksi jual yang terjadi di pasar valas. Perbaikan data-data ekonomi secara bertahap pada Eropa dan AS membuat kenaikan nilai tukar kedua mata uang dan disisi lain core CPI Jepang dan adanya harapan akan stimulus telah membuat nilai tukar Yen terdepresiasi.

Apresiasi Euro juga seiring perbankan yang mulai membayar Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada European Central Bank (ECB). Di sisi lain, kemungkinan pelaku pasar masih wait and see terhadap iklim investasi, suku bunga, dan inflasi dalam negeri sehingga membuat perdagangan rupiah belum menguat.

Bursa saham Asia menghijau kecuali Nikkei yang berada di zona merah setelah mengalami relinya dengan sentimen penambahan stimulus pasca terpilihnya Shinzo Abe pada beberapa waktu sebelumnya.

Menghijaunya bursa saham Asia yang dimotori bursa saham China dipicu sentimen kenaikan kinerja dari emiten-emiten industri yang melampui estimasi. Begitu pun dengan kenaikan consumer confidence Korea Selatan yang memberikan sentimen positif bagi bursa saham Asia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0536 seconds (0.1#10.140)