CT: Migrasi industri karena UMP bukan solusi
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pengusaha melakukan migrasi industri ke daerah yang memiliki nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) lebih murah, dipandang sebagai alternatif yang tidak tepat.
Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung (CT) menerangkan, untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis, industri justru dituntut terus meningkatkan kreativitasnya, bukan justru mencari celah dari daerah dengan upah buruh yang murah.
"Contohnya, industri berbasis labor intensif justru pelan tidak akan punya tempat di Indonesia, dan kita sudah tidak bisa lagi masuk dalam era buruh murah," terang CT di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Migrasi industri ke suatu daerah, kata CT, tentu akan dibarengi dengan peningkatan kebutuhan tenaga kerja seiring meningkatnya kapasitas produksi usaha. Karenanya, permasalahan kenaikan upah buruh bukan hal yang mustahil juga akan mengancam di tempat baru tujuan migrasi industri.
"Betul mereka migrasi industri, tapi saat demand-nya naik, maka ya siap-siap saja bagi industri itu," tegas dia.
Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung (CT) menerangkan, untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis, industri justru dituntut terus meningkatkan kreativitasnya, bukan justru mencari celah dari daerah dengan upah buruh yang murah.
"Contohnya, industri berbasis labor intensif justru pelan tidak akan punya tempat di Indonesia, dan kita sudah tidak bisa lagi masuk dalam era buruh murah," terang CT di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Migrasi industri ke suatu daerah, kata CT, tentu akan dibarengi dengan peningkatan kebutuhan tenaga kerja seiring meningkatnya kapasitas produksi usaha. Karenanya, permasalahan kenaikan upah buruh bukan hal yang mustahil juga akan mengancam di tempat baru tujuan migrasi industri.
"Betul mereka migrasi industri, tapi saat demand-nya naik, maka ya siap-siap saja bagi industri itu," tegas dia.
(dmd)