Kantor Batavia Air di Malang 'dilurug' calon penumpang
A
A
A
Sindonews.com - Kantor perwakilan Batavia Air di Malang, Jawa Timur, juga didatangi calon penumpang sejak pagi tadi. Mereka menuntut pengembalian uang tiket yang sudah lama dibelinya.
Puluhan calon penumpang mulai mendatangi kantor perwakilan Batavia Air yang berlokasi di Jl Panglima Sudirman, Kota Malang, sejak pukul 09.00 WIB.
Sayangnya, mereka hanya melihat kantor tersebut dalam keadaan dikunci dan tidak ada petugas sama sekali. "Pintu disegel," kata Muhammad Zainal Abidin (70), salah satu calon penumpang, Kamis (31/1/2013) pagi.
Menurut pengakuan Zainal, dirinya membeli tiket tujuan Malang-Banjarmasin senilai Rp550 ribu. Kedatangannya kali ini untuk menuntut pertanggungjawaban pihak Batavia Air.
"Disini hanya ada pengumuman untuk menghubungi kurator di Jakarta. Ini kan sudah tidak benar," katanya dengan kecewa.
Seharusnya, kata Zainal, seharusnya pihak Batavia Air bertanggung jawab atas kejadian ini. Tapi, tidak ada pemberitahuan apa-apa kepada calon penumpang jika sudah pailit.
Hal senada juga disampaikan Erza Fatimatussuhria, ia menuntut uangnya dikembalikan. Berkali-kali dirinya menghubungi nomor kantor tapi tidak ada yang menjawab.
Calon penumpang lainnya, Ernawati, yang mengaku sudah membeli tiket Surabaya-Mataram seharga Rp3 juta lebih, menuntut agar uangnya dikembalikan. "Harus ada pertanggungjawaban jelas kepada pemesan tiket," kata Ernawati menuntut.
Diberitakan sebelumnya, maskapai penerbangan PT Metro Batavia (Batavia Air) diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, 30 Januari 2013.
Pengadilan memutuskan pailit Batavia Air karena dinilai tak mampu membayar utang perjanjian sewa-menyewa pesawat dengan International Lease Finance Corporation (ILFC) sebesar 4,69 juta dollar AS. Utang yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 tersebut tak kunjung dibayarkan oleh PT Batavia Air.
Puluhan calon penumpang mulai mendatangi kantor perwakilan Batavia Air yang berlokasi di Jl Panglima Sudirman, Kota Malang, sejak pukul 09.00 WIB.
Sayangnya, mereka hanya melihat kantor tersebut dalam keadaan dikunci dan tidak ada petugas sama sekali. "Pintu disegel," kata Muhammad Zainal Abidin (70), salah satu calon penumpang, Kamis (31/1/2013) pagi.
Menurut pengakuan Zainal, dirinya membeli tiket tujuan Malang-Banjarmasin senilai Rp550 ribu. Kedatangannya kali ini untuk menuntut pertanggungjawaban pihak Batavia Air.
"Disini hanya ada pengumuman untuk menghubungi kurator di Jakarta. Ini kan sudah tidak benar," katanya dengan kecewa.
Seharusnya, kata Zainal, seharusnya pihak Batavia Air bertanggung jawab atas kejadian ini. Tapi, tidak ada pemberitahuan apa-apa kepada calon penumpang jika sudah pailit.
Hal senada juga disampaikan Erza Fatimatussuhria, ia menuntut uangnya dikembalikan. Berkali-kali dirinya menghubungi nomor kantor tapi tidak ada yang menjawab.
Calon penumpang lainnya, Ernawati, yang mengaku sudah membeli tiket Surabaya-Mataram seharga Rp3 juta lebih, menuntut agar uangnya dikembalikan. "Harus ada pertanggungjawaban jelas kepada pemesan tiket," kata Ernawati menuntut.
Diberitakan sebelumnya, maskapai penerbangan PT Metro Batavia (Batavia Air) diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, 30 Januari 2013.
Pengadilan memutuskan pailit Batavia Air karena dinilai tak mampu membayar utang perjanjian sewa-menyewa pesawat dengan International Lease Finance Corporation (ILFC) sebesar 4,69 juta dollar AS. Utang yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 tersebut tak kunjung dibayarkan oleh PT Batavia Air.
(gpr)