Tiga BUMN dirikan bank patungan

Kamis, 31 Januari 2013 - 14:03 WIB
Tiga BUMN dirikan bank patungan
Tiga BUMN dirikan bank patungan
A A A
Sindonews.com - PT Pos Indonesia (Persero) menyatakan kesiapan untuk meningkatkan penetrasi transaksi keuangan hingga wilayah terpencil yang belum tersentuh industri perbankan. Untuk mewujudkan hal itu, PT Pos Indonesia bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Taspen (Persero) beraliansi mendirikan bank joint venture (bank patungan).

Kehadiran bank joint veture ini diharapkan mampu mendekatkan masyarakat pada perbankan, mengingat hingga kini berdasarkan datan Bank Dunia, sebanyak 46 persen penduduk Indonesia belum tersentuh akses layanan finansial.

"Diharapkan dengan bank joint venture ini masyarakat kita bisa mendapat layanan jasa keuangan secara optimal hingga pelosok daerah," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana di Jakarta, Kamis (31/01/2013).

Dia menyebutkan, saat ini Pos Indonesia memilki 3.702 kantor online dri 3.800 kantor cabang yang tersebar di seluruh Tanah Air. Selain itu, juga terdapat 1.380 agen pos di Indonesia yang juga tersambung secara online.

Berbekal jaringan yang luas mentrastransformasikan Pos Indonesia dari Postel Company ke Network Company. Agar tranformasi tersebut berdaya guna, Ketut menegaskan pentingnya Pos Indonesia membangun kemitraan. "Kuncinya kemitraan dengan memanfaatkan jaringan virtual untuk pembayaran tagihan telepon, listrik, e-commerce, dll," kata dia.

Dengan berkembangnya kemitraan melalui aliansi pembentukan bank bersama Bank Mandiri (melalui anak usahanya Bank Sinar Harapan Bali), memungkinkan akses masyarakat di wilayah rural (pedesaan) untuk menabung dan menarik kredit di kantor pos terdekat.

"Nanti bank joint venture hadir di setiap kantor pos. Pensiunan bisa menarik kredit via kantor pos, dan layanan keuangan lain yang mendukung sektor mikro," ujar Ketut.

Dampaknya, transaksi bisnis melalui kantor pos menjadi meningkat. Maka dari itu, lanjut Ketut, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas jaringan dengan terus memperbaiki kualitas teknologi informasi terkait jasa keuangan. "Khususya kecepatan akses dan sistem keamanannya," kata Ketut.

Dia mengakui, kendati Bank Mandiri yang bakal berperan mayoritas dalam kepemilikan saham, namun pihaknya tetap berkomitmen secara bersama-sama untuk menjalankan bank joint venture ini.

"Mungkin untuk sementara ini tanpa cash outflow. Namun kalau nanti perlu cash outflow, kita akan penuhi itu. Apakah nanti melalui pinjaman atau obligasi, kita kaji semuanya. Sejauh ini kan tidak memungkinkan pendanaan melalui equity (PNM), makanya kalau ada kemitraan, kita akan ambil. Saat ini utang kita di bawah Rp100 miliar," ungkap Ketut.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini juga menegaskan, rendahnya akses kredit oleh masyarakat juga sepadan dengan kepemilikan rekening di bank, antara lain jika dihitung per 1000 penduduk, baru sekitar 505 yang memilki rekening. Angka ini menurut dia lebih rendah dari negara tetangga di kawasan asia.

"Maka kita ingin tingkatkan akses UMKM dengan mendirikan bank joint venture. Ini komitmen BUMN dalam menyukseskan program financial inclusion, yang nantinya menunjang pertumbuhan ekonomi," kata Zulkifli.

Secara prinsip, lanjut dia, bentuk aliansi tersebut dengan mengoptimalkan anak usaha Bank Mandiri, yakni Bank Sinar Harapan Bali, yang memang sejauh ini telah berkonsentrasi di sektor mikro.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7633 seconds (0.1#10.140)