Banjir Jakarta pengaruhi naiknya inflasi DIY
A
A
A
Sindonews.com - Laju Inflasi di Kota Yogyakarta pada Januari melambung tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) DI Yogyakarta, mencatat laju inflasi pada awal 2013, mencapai 0,96 persen. Padahal, pada Desember hanya 0,66 persen.
Banjir di Jakarta ditengarai menjadikan pasokan barang tidak lancar dan memicu naiknya inflasi. Kabid Statistik BPS DIY, Haryana mengatakan, tingginya inflasi akibat kenaikan harga-harga di pasar. Salah satunya, kelompok bahan makanan yang naik sebesar 4,68 persen.
Selain itu, juga akibat kenaikan harga makanan jadi, perumahan dan sandang. "Banjir telah melumpuhkan Jakarta yang menyebabkan distribusi di daerah terganggu," jelas Haryana, Jumat (1/2/2013).
Curah hujan yang tinggi, ujar Haryana, juga menyebabkan produktivitas produk pertanian di beberapa daerah lumbung menurun. Akibatnya, pasokan di pasaran menjadi berkurang, sedangkan permintaan tetap. Kondisi ini memicu naiknya harga dan mendorong inflasi.
Di Yogyakarta, kenaikan harga daging ayam ras menjadi salah satu pemicu naiknya inflasi. Ini diperparah dengan kenaikan daging sapi. Daging ayam ras yang naik sebesar 12,20 persen, memberi andil pada inflasi 0,14 persen. Begitu juga dengan harga beras yang naik 2,30 persen yang andil menaikkan inflasi hingga 0,09 persen.
Menurut dia, kenaikan harga bawang putih sebesar 17,71 persen memberi andil 0,07 persen, kenaikan harga cabe dan telur masing masing 70,07 persen dan 5,63 persen memberi andil 0,05 persen.
"Selain bahan makanan, inflasi juga dipengaruhi kelompok makanan jadi, seperti rokok, perumahan, air listrik dan kelompok sandang," jelas Haryana.
Sedangkan kelompok yang memberikan andil negatif, yaitu kesehatan yang turun 0,02 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,22, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,23 persen.
Banjir di Jakarta ditengarai menjadikan pasokan barang tidak lancar dan memicu naiknya inflasi. Kabid Statistik BPS DIY, Haryana mengatakan, tingginya inflasi akibat kenaikan harga-harga di pasar. Salah satunya, kelompok bahan makanan yang naik sebesar 4,68 persen.
Selain itu, juga akibat kenaikan harga makanan jadi, perumahan dan sandang. "Banjir telah melumpuhkan Jakarta yang menyebabkan distribusi di daerah terganggu," jelas Haryana, Jumat (1/2/2013).
Curah hujan yang tinggi, ujar Haryana, juga menyebabkan produktivitas produk pertanian di beberapa daerah lumbung menurun. Akibatnya, pasokan di pasaran menjadi berkurang, sedangkan permintaan tetap. Kondisi ini memicu naiknya harga dan mendorong inflasi.
Di Yogyakarta, kenaikan harga daging ayam ras menjadi salah satu pemicu naiknya inflasi. Ini diperparah dengan kenaikan daging sapi. Daging ayam ras yang naik sebesar 12,20 persen, memberi andil pada inflasi 0,14 persen. Begitu juga dengan harga beras yang naik 2,30 persen yang andil menaikkan inflasi hingga 0,09 persen.
Menurut dia, kenaikan harga bawang putih sebesar 17,71 persen memberi andil 0,07 persen, kenaikan harga cabe dan telur masing masing 70,07 persen dan 5,63 persen memberi andil 0,05 persen.
"Selain bahan makanan, inflasi juga dipengaruhi kelompok makanan jadi, seperti rokok, perumahan, air listrik dan kelompok sandang," jelas Haryana.
Sedangkan kelompok yang memberikan andil negatif, yaitu kesehatan yang turun 0,02 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,22, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,23 persen.
(izz)