Mentan bantah karena pengusaha daging putus asa
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pertanian, Suswono membantah munculnya kasus suap menyuap impor daging merupakan salah satu bentuk putus asanya para pengusaha pengelola daging.
Bahkan, dirinya masih belum yakin ada kasus suap menyuap di sektor impor daging. "Soal impor daging sapi itu sudah jelas. Semua dibahas oleh tiga Kementerian. Dan jatah impor untuk importir perhitungannya juga jelas, ada rumusannya. Jadi tidak mungkin suap menyuap itu bisa dilakukan untuk impor daging sapi," tegas Suswono di kantornya, Jumat (1/2/2013).
Suswono mengaku selama ini ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kuota impor daging sapi ditambah. Kebanyakan, lanjut Suswono, mereka mengatasnamakan untuk kepentingan pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjerit karena kelangkaan dan mahalnya harga daging sapi.
"Mereka selalu mengatakan semua demi UMKM, mereka sedih melihat kondisi UMKM akibat masalah daging. Tapi apakah mereka pernah sedih dengan nasib 6,4 juta peternak sapi di Indonesia yang menderita saat ini?" pungkasnya.
Suswono menjelaskan, pihaknya sebenarnya tidak tinggal diam dengan kondisi UMKM terkait masalah daging. Karenanya, produksi daging sapi dalam negeri terus digalakkan dan kelancaran distribusi diupayakan.
"Dengan langkah ini, para peternak sapi jadi lebih bergairah, karena perlahan-lahan harga daging sapi hidup per kilo terus meningkat. Selain itu kita juga sudah melakukan sensus, sebenarnya stok untuk daging sapi itu ada. Tapi kenapa harga masih mahal? Sementara kita tidak bisa mengatur harganya seperti Bulog mengatur harga beras dan kedelai. Ini siapa yang sedang bermain?" tukasnya.
Bahkan, dirinya masih belum yakin ada kasus suap menyuap di sektor impor daging. "Soal impor daging sapi itu sudah jelas. Semua dibahas oleh tiga Kementerian. Dan jatah impor untuk importir perhitungannya juga jelas, ada rumusannya. Jadi tidak mungkin suap menyuap itu bisa dilakukan untuk impor daging sapi," tegas Suswono di kantornya, Jumat (1/2/2013).
Suswono mengaku selama ini ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kuota impor daging sapi ditambah. Kebanyakan, lanjut Suswono, mereka mengatasnamakan untuk kepentingan pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjerit karena kelangkaan dan mahalnya harga daging sapi.
"Mereka selalu mengatakan semua demi UMKM, mereka sedih melihat kondisi UMKM akibat masalah daging. Tapi apakah mereka pernah sedih dengan nasib 6,4 juta peternak sapi di Indonesia yang menderita saat ini?" pungkasnya.
Suswono menjelaskan, pihaknya sebenarnya tidak tinggal diam dengan kondisi UMKM terkait masalah daging. Karenanya, produksi daging sapi dalam negeri terus digalakkan dan kelancaran distribusi diupayakan.
"Dengan langkah ini, para peternak sapi jadi lebih bergairah, karena perlahan-lahan harga daging sapi hidup per kilo terus meningkat. Selain itu kita juga sudah melakukan sensus, sebenarnya stok untuk daging sapi itu ada. Tapi kenapa harga masih mahal? Sementara kita tidak bisa mengatur harganya seperti Bulog mengatur harga beras dan kedelai. Ini siapa yang sedang bermain?" tukasnya.
(gpr)